KETIK, MALANG – Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang meluncurkan program penguatan manajemen konstruksi untuk pondok pesantren (ponpes) di Jawa Timur. Langkah ini diambil sebagai respons pasca-runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.
Program pendampingan ini tidak hanya menyasar Ponpes Al Khoziny, tetapi juga sejumlah ponpes lain di Jawa Timur untuk memastikan keselamatan dan kualitas bangunan.
Wakil Rektor II UIN Malang, Dr. Mahrus, menjelaskan bahwa penguatan ponpes ini akan dirilis saat kegiatan Halaqah pada November 2025 mendatang.
"Nanti waktu halaqah akan mendatangkan 200 lebih kiai, ada penandatanganan MoU dengan pesantren besar dan pendampingan," kata Dr. Mahrus.
Pendampingan teknis yang direncanakan mencakup manajemen konstruksi. Namun, UIN Malang mengakui masih memiliki keterbatasan pada fasilitas uji struktur.
"Rencana teknis pendampingan sampai manajemen konstruksi, kita belum punya laboratorium uji struktur," ungkap Mahrus.
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, UIN Malang berencana menggandeng kampus lain, seperti Universitas Brawijaya (UB), khususnya dalam aspek teknis dan manajemen konstruksi.
"Prodi Sipil baru tahun kedua, Insyaallah nanti kita tancap gas, kita sementara bisa kerjasama dengan UB untuk teknis konstruksi itu," tambahnya.
Terpisah, Rektor UIN Malang, Prof. Ilfi Nur Diana, menambahkan bahwa pihaknya bakal menyosialisasikan dan mendampingi ponpes dalam hal keselamatan dan kualitas bangunan yang efektif dan berkelanjutan.
"Menyusun perencanaan dan desain bangunan pesantren yang ramah lingkungan, aman, dan tahan terhadap risiko kegagalan konstruksi, termasuk penyusunan master plan kawasan pesantren dan madrasah, untuk memastikan tata ruang, sirkulasi, dan pengembangan fasilitas dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan," jelasnya.
Selain itu, Prof. Diana juga mendorong dilakukannya kajian dan pengawasan lingkungan dari sisi Amdal, serta penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam setiap tahap pembangunan. Hal ini guna menjamin proyek yang dilakukan sesuai dengan standar keamanan, tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan serta keberlanjutan.
Prof. Diana menegaskan, UIN Malang siap memberikan layanan konsultasi profesional bagi pengelola pesantren, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, hingga evaluasi proyek pembangunan.
"Kami juga siap melakukan pendampingan teknis dan layanan konsultasi profesional bagi pengelola pesantren, yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, hingga evaluasi proyek pembangunan. Kolaborasi ini juga mencakup mitigasi risiko dan bencana, baik dari aspek desain struktur maupun kesiapsiagaan teknis," paparnya. (*)