Lahan Gambut Terbakar di Nagan Raya, Ketika Cuaca Ekstrem Menyisakan Luka

27 Agustus 2025 22:15 27 Agt 2025 22:15

Thumbnail Lahan Gambut Terbakar di Nagan Raya, Ketika Cuaca Ekstrem Menyisakan Luka
Tim gabungan berupaya memadamkan api yang membakar lahan gambut di Nagan Raya, Selasa, 26 Agustus 2025. (Foto: Prasa for Ketik)

KETIK, NAGAN RAYA – Musim kemarau panjang yang melanda Aceh bukan hanya menyisakan tanah retak dan tanaman layu. Di Desa Cot Rambong, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya, api justru menjelma jadi ancaman. Seluas 6,5 hektar lahan gambut milik warga dan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) luluh lantak dilalap si jago merah.

Asap putih keabu-abuan tampak menjulang sejak Senin, 25 Agustus 2025 lalu, menyelimuti hamparan kebun yang biasanya hijau. Pohon-pohon muda hangus berdiri kaku, sementara sisa batang pisang dan kelapa sawit gosong jadi saksi bisu betapa rapuhnya lahan gambut di tengah cuaca ekstrem.

Api menjalar begitu cepat. Tak ada tanaman yang selamat. Lirih warga pun kian terucap. Menatap bekas kebunnya yang kini hanya berupa arang hitam pekat.

Sinergitas Tim Gabungan Turun Tangan

Meski malam terasa panjang, api tak dibiarkan merajalela. Tim gabungan dari TNI, Polri, hingga BPBD Nagan Raya sigap turun tangan. Sedikitnya 18 personel Sat Samapta Polres Nagan Raya, 9 personel Brimob Kompi C, 10 personel Posramil Kuala Pesisir, serta 25 personel BPBD bahu membahu menaklukkan api.

“Dalam upaya tersebut, kami menggunakan 2 pompa air milik BPBD, 1 pompa Polres, 4 pompa desa, serta 1 pompa dari PT Fajar Baizuri,” terang Kasat Samapta, AKP Ismy Sutriswan, Selasa, 26 Agustus 2025 dalam keterangannya diterima Ketik.

Namun, medan tak selalu ramah. Tanah gambut yang menyimpan bara api dalam-dalam membuat pemadaman berlangsung sulit. Belum lagi hembusan angin kencang di malam hari, ditambah minimnya sumber air akibat kemarau. Hingga hari kedua, baru sekitar 30 persen area yang berhasil dipadamkan.

Menjaga Asa di Tengah Kepungan Api

Di sela kepulan asap, tim gabungan juga membuat sekat bakar dan membersihkan saluran air. Tujuannya jelas, yaitu untuk mencegah api merambat lebih luas ke lahan-lahan produktif lain. Warga desa pun diminta ikut serta menjaga lahan di malam hari, mengawasi bara api agar tak kembali menyala.

Upaya itu berlanjut pada Rabu, 27 Agustus 2025. Deru mesin pompa berpadu dengan langkah sigap petugas di tengah hawa panas. Semua berharap, sinergi antara TNI, Polri, BPBD, perusahaan, hingga masyarakat dapat menghentikan kebakaran yang sudah terlalu sering menguji desa-desa gambut di Aceh.

Karhutla bukan sekadar kehilangan pohon atau kebun. Ia adalah cerita tentang bagaimana petani kehilangan penghidupan, bagaimana alam kehilangan penyangganya, dan bagaimana manusia diuji untuk kembali belajar menjaga keseimbangan dengan lingkungannya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Karhutla cuaca ekstrem Nagan Raya Kebakaran hutan Aceh TNI Polri Lahan gambut kebakaran