Krisis BBM Jember, Kiai Muqit Apresiasi Langkah Cepat Pertamina dan Pemerintah

30 Juli 2025 21:56 30 Jul 2025 21:56

Thumbnail Krisis BBM Jember, Kiai Muqit Apresiasi Langkah Cepat Pertamina dan Pemerintah
KH Abdul Muqit Arief, mantan Wakil Bupati Jember yang juga pengasuh Pondok Pesantren al-Falah, Kecamatan Silo. (Istimewa/ Dok pribadi)

KETIK, JEMBER – Mantan Wakil Bupati Jember periode 2016–2021, KH Abdul Muqit Arief, memberikan apresiasi terhadap langkah cepat Pertamina dan pemerintah dalam menangani kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Jember.

Sejak krisis mulai terjadi pada Sabtu, 26 Juli 2025, berbagai upaya dilakukan untuk mempercepat distribusi dan menstabilkan pasokan BBM di wilayah tersebut.

Dalam wawancara kepada wartawan pada Rabu, 30 Juli 2025, pria yang akrab disapa Kiai Muqit ini menilai Pertamina telah menunjukkan keseriusan dalam mengatasi situasi darurat.

“Usaha dari Pertamina dan pemerintah sudah maksimal. Masyarakat perlu memahami situasinya, dan yang lebih penting, jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan kondisi ini demi kepentingan pribadi,” ujar pengasuh Ponpes Al Falah, Desa Karangharjo, Kecamatan Silo ini.

 

Distribusi BBM Dipercepat, namun Pengawasan Harus Diperkuat

Seperti diketahui, untuk mempercepat pendistribusian BBM ke Jember, Pertamina mengerahkan 86 armada truk tangki dari sejumlah daerah, termasuk Malang, Surabaya, dan Solo. Langkah ini diambil untuk menutupi keterlambatan pasokan akibat gangguan logistik beberapa hari terakhir.

Kiai Muqit menekankan bahwa distribusi tersebut harus diawasi dengan ketat untuk mencegah penyimpangan di lapangan.

“Kalau tidak dikawal, saya khawatir ada pihak-pihak yang menyalahgunakan. Saya dengar harga Pertamax di tingkat pengecer bahkan tembus Rp35 ribu per liter,” ungkapnya.

Ia juga meminta aparat penegak hukum agar turun tangan dan bertindak tegas terhadap praktik penimbunan atau penjualan BBM dengan harga tidak wajar.

“Jangan sampai ada pihak yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Aparat harus bertindak serius,” tegas alumnus Ponpes Annuqayah, Guluk-guluk, Madura ini. 

 

Dampak Meluas Hingga ke Desa dan Petani

Kiai Muqit mengungkapkan bahwa krisis ini berdampak luas, tidak hanya bagi pengguna kendaraan pribadi dan pelaku usaha, tetapi juga bagi masyarakat pedesaan. Ia mencontohkan petani kopi di daerah pegunungan yang kesulitan membawa hasil panen lantaran ketiadaan bahan bakar untuk kendaraan pengangkut.

“Kondisi ini sangat merugikan, apalagi bagi masyarakat desa yang bergantung pada transportasi untuk menjual hasil pertanian. Ini menjadi pelajaran bersama bagi kita semua,” papar pria yang juga tokoh masyarakat Silo, sentra perkebunan kopi terbesar di Jember ini. 

 

Bupati Fawait: Distribusi BBM Dilakukan Secara Masif

Sebelumnya, Bupati Jember, Muhammad Fawait menyampaikan bahwa pengiriman BBM telah dilakukan secara besar-besaran dari berbagai wilayah. Dalam konferensi pers di Gedung DPRD Jember pada Senin malam, 28 Juli 2025, ia menegaskan bahwa upaya masif telah digencarkan untuk menormalkan pasokan.

“Armada yang dikirim bukan lagi dari Banyuwangi, tetapi langsung dari Malang, Surabaya, bahkan Solo. Ini menunjukkan keseriusan Pertamina dalam mengatasi kelangkaan,” kata Fawait.

 

Ajakan untuk Tenang dan Bersikap Bijak

Di akhir pernyataannya, Kiai Muqit mengajak seluruh lapisan masyarakat agar tetap tenang dan bijak menyikapi krisis ini. Ia menilai kondisi yang terjadi tidak diinginkan oleh siapa pun, baik masyarakat maupun pemerintah.

“Semoga ini menjadi momentum introspeksi dan perbaikan bersama. Mari kita dukung langkah pemerintah dan tidak memperkeruh suasana,” pungkasnya. (*) 

Tombol Google News

Tags:

krisis distribusi BBM di Jember Pesantren al-Falah Kecamatan Silo Mantan Wakil Bupati Jember KH Abdul Muqit Arief Pertamina penutupan jalur gumitir