KETIK, MALANG – Penyebaran kasus HIV/AIDS di Kota Malang cukup rentan. Pasalnya di tahun 2025 ini terdapat lebih dari 300 kasus baru HIV/AIDS aktif di Kota Malang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Husnul Muarif menjelaskan dengan penambahan 300 kasus baru ini membuat terdapat lebih dari 6.000 kasus HIV/AIDS di Kota Malang.
"Kalau tahun 2025 sekitar 300 untuk penderita HIV yang baru ditemukan di Kota Malang. Kalau semuanya, hampir 6.000 kasus di 2025," ujar Husnul, Jumat 28 November 2025.
Husnul menjelaskan total penyintas HIV/AIDS di Kota Malang tersebut kini sudah dan sedang melewati pengobatan. Mereka tersebar di beberapa fasilitas layanan kesehatan, mulai dari rumah sakit, puskesmas, dan lainnya.
"Kalau usianya, usia produktif, ya. Usia 15 sampai 59 tahun untuk para penyintasnya. Karena tersebar, jadi yang warga Kota Malang itu sekitar 30 persen, sisanya di luar kota, ada mahasiswa, latar belakang pendidikan bermacam-macam," jelasnya.
Husnul menjelaskan salah satu faktor penularan terbesar ialah akibat perubahan gaya hidup. Ia mencontohkan adanya perilaku Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), dan penularan lainnya.
"Perubahan gaya hidup itu salah satunya LSL. Kalau pengaruh daripada yang lainnya, misalnya penularan dari ibu ke anak itu kan sangat sedikit sekali," tegasnya.
Untuk mengantisipasi persebaran HIV/AIDS, beberapa layanan kesehatan di Kota Malang telah melayani konseling dan tes HIV sukarela atau Voluntary Counseling and Testing (VCT). Bahkan layanan VCT mobile juga diberikan ke beberapa titik yang dikoordinasikan dengan komunitas.
"Kalau HIV pengobatannya selamanya sehingga bagaimana penyintas tidak memberikan peluang untuk transmisi kepada yang lain," sebutnya.
Ia menekankan bahwa sosialisasi terus digencarkan khususnya di instansi pendidikan mulai dari pendidikan rendah hingga menengah ke atas.
"Di samping itu, di komunitas-komunitas saat mereka mengakses layanan dengan informasi ataupun penyuluhan yang akan diberikan," tandasnya.(*)
