KETIK, BLITAR – Di balik senyum tenang dan tutur lembutnya, H. Priyo Suhartono memanggul satu beban yang tidak ringan: memastikan pemerintahan Kota Blitar berjalan tanpa tersendat, setiap hari, setiap waktu.
Malam di Surabaya itu, kerja panjangnya mendapat pengakuan ketika ia dinobatkan sebagai Sekretaris Daerah Terbaik Kategori Vision dalam ASKOMPSI Digital Leadership Government Award 2025.
Namun bagi Priyo, penghargaan hanyalah jeda kecil bukan tujuan akhir.
Di usia 57 tahun, Priyo bukan pejabat yang suka menonjolkan diri. Ia lebih memilih ruang-ruang sunyi rapat internal, membaca laporan, atau memastikan satu per satu perangkat bekerja selaras.
Rekan-rekannya menggambarkan Priyo sebagai sosok yang “tidak banyak bicara, tapi sekali bicara langsung mengunci arah.”
Kariernya juga ditempa dari tempat-tempat yang menuntut kesabaran: Dinas Perhubungan yang penuh dinamika, lalu Plt. Kepala Dinas Pendidikan yang membutuhkan keteduhan. Pengalaman itulah yang membentuknya sebagai Sekda yang stabil di tengah perubahan.
“Semoga saya bisa berguna…”
Saat menerima penghargaan itu, Priyo menyampaikan kalimat sederhana yang menggambarkan dirinya apa adanya:
“Alhamdulillah, semoga saya bisa mengemban amanah besar ini, bisa berguna bagi nusa dan bangsa, terutama masyarakat Kota Blitar,” ungkap Priyo, Selasa 25 November 2025.
Kata-kata itu terdengar seperti sumpah pribadi seperti seseorang yang bekerja bukan untuk citra, tapi untuk warisan kecil yang ingin ia tinggalkan bagi kotanya.
Ia juga menegaskan bahwa capaian apa pun tidak pernah lahir sendirian.
“Terima kasih untuk Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin, Wakil Wali Kota Elim Tyu Samba, dan seluruh jajaran Pemkot Blitar yang sudah bersinergi demi kemajuan Kota Blitar,” tambahnya.
ASKOMPSI menilai para Sekda dari sisi kepemimpinan digital, tata kelola, inovasi layanan, hingga harmonisasi lintas OPD. Prosesnya ketat, diikuti 207 Sekda se-Indonesia.
“Peran Sekda itu sentral, mereka koordinator utama transformasi digital,” jelas Ketua ASKOMPSI, Muhammad Faisal.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur Sherlita Ratna Dewi Agustin menekankan bahwa Sekda adalah garda paling depan yang menentukan kualitas perubahan.
“Ke depan, kita memasuki era Pemerintahan Digital. Keteladanan Sekda adalah kunci keberhasilan implementasinya,” tegas Sherlita.
Jarang ada pejabat yang kinerjanya terasa langsung oleh masyarakat, namun sosok Sekda justru berada di titik paling vital.
Ia harus menjaga irama: memastikan anggaran bergerak, pelayanan publik berjalan, data terintegrasi, kebijakan selaras, hingga dinamika internal tidak merusak arah pembangunan.
Priyo memahami itu, sejak hari pertama ia dilantik pada Selasa, 27 Juli 2021. Karena itulah prestasi ini terasa manusiawi lahir dari kerja panjang yang tidak selalu terlihat mata publik.
Bagi banyak ASN muda, Priyo adalah contoh bahwa birokrasi bukan hanya soal aturan; tapi juga soal mendewasakan diri, menjaga etika, dan menunaikan amanah tanpa berhitung panggung.
Penghargaan ADLGA 2025 mungkin tercatat sebagai prestasi.
Namun di baliknya, ada puluhan malam lembur, ratusan keputusan sulit, dan ribuan langkah kecil yang ia jalani tanpa keluh. Dan mungkin, seperti ucapannya, perjalanan ini belum selesai.(*)
