KETIK, MALANG – Sepanjang tahun 2025, Kota Malang dihadapkan pada rangkaian bencana alam yang didominasi kejadian hidrometeorologi. Curah hujan tinggi yang terjadi hampir merata sepanjang tahun memicu banjir disertai tanah longsor di sejumlah wilayah rawan.
Berdasarkan rangkuman Ketik.com, banjir menjadi bencana paling sering terjadi di Kota Malang sepanjang 2025. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang mencatat puluhan kejadian banjir yang tersebar di berbagai kecamatan, terutama di kawasan daerah aliran sungai (DAS).
Salah satu peristiwa menonjol terjadi pada 22 Oktober 2025, saat hujan deras dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Malang. Akibatnya, 22 titik wilayah terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 20 hingga 135 sentimeter. Selain banjir, satu titik longsor juga dilaporkan terjadi akibat kondisi tanah yang labil.
Berikut adalah peta sebaran banjir:
- Kecamatan Klojen perbatasan Sukun: Banjir terpantau merendam area strategis. Pantauan EWS mengonfirmasi genangan tinggi di Jalan Bukit Barisan, Jalan Surabaya, Jalan Galunggung, dan Jalan Bandung. Selain itu, titik rawan juga terpantau di kawasan Bareng, Kayutangan, hingga Jalan Bogor.
- Kecamatan Sukun: Air meluap di kawasan pemukiman dan perniagaan, termasuk Jalan I.R Rais (Gang 9 & 15), Jalan Terusan Dieng, Pasar Kasin, serta wilayah yang terpantau melalui EWS Candi.
- Kecamatan Lowokwaru: Titik banjir terkonsentrasi di kawasan Jalan Bunga Coklat, Mbethek (Gang 11), Jalan Cengger Ayam, serta pantauan EWS Sudimoro.
- Kecamatan Kedungkandang: Secara umum relatif lebih terkendali, meski area Jalan Danau Toba (Sawojajar) tetap menjadi langganan genangan air yang merendam badan jalan, meski tidak sampai masuk ke dalam hunian warga.
Hujan deras yang mengguyur Kota Malang menyebabkan fondasi Jembatan Sonokembang ambrol diterjang air bah, 10 Oktober 2025. Kondisi jembatan yang retak dan melengkung membuat akses utama warga ini harus ditutup total.
Jembatan Sonokembang-Pandanwangi ditutup, warga diimbau menghindari kawasan tersebut. (Foto: Lutfia/Ketik)
Karena urgensi keamanan, pemerintah memutuskan menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk penanganan darurat dan berencana menyewa Jembatan Bailey sebagai solusi jangka pendek selama 8 bulan ke depan.
Pada 2 Desember 2025, hujan lebat membuat 7 titik di Kota Malang langsung terendam, termasuk tanah longsor ringan dan pohon tumbang.
4 Desember 2025, hujan deras mengakibatkan banjir di puluhan titik kota, dengan air menggenangi jalan dan permukiman setinggi betis sampai selutut orang dewasa.
Di Kelurahan Purwodadi (Blimbing), banjir deras merusak tembok rumah warga akibat debit air yang naik cepat. (*)
