Kaji Strategi Komunikasi Penanganan Kekerasan Seksual, Vinda Maya Resmi Sandang Gelar Doktor

18 Juli 2025 08:01 18 Jul 2025 08:01

Thumbnail Kaji Strategi Komunikasi Penanganan Kekerasan Seksual, Vinda Maya Resmi Sandang Gelar Doktor
Kepala Direktorat Humas dan Informasi Publik Unesa, Vinda Maya saat resmi dikukuhkan sebagai Doktor ilmu komunikasi spesialis komunikasi krisis. (Foto: Unesa)

KETIK, SURABAYA – Dosen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Vinda Maya Setianingrum baru saja menyelesaikan studi doktor ilmu komunikasi spesialis komunikasi krisis.

Dirinya resmi menyelesaikan studinya setelah menjalani sidang terbuka doktor di Prodi S-3 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip), Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Selasa, 16 Juli 2025.

Pada ujian penentuan yang dihadiri jajaran pimpinan dan civitas Unesa itu, Vinda Maya memaparkan disertasi yang berjudul “Pengelolaan Komunikasi dalam Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Perguruan Tinggi.”  

Melalui risetnya itu, ia memaparkan tentang cara perguruan tinggi negeri di Indonesia dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan seksual. Lokus penelitian di fokuskan di Universitas Riau (Unri), Universitas Andalas (Unand), dan Universitas Indonesia (UI), yang berpengalaman dalam merespons kasus.

“Saya meneliti cara kampus dalam mencegah dan menangani kekerasan seksual dari perspektif komunikasi krisis," jelas Vinda, Rabu 16 Juli 2025.

Perempuan yang juga menahkodai Direktorat Humas dan Informasi Publik Unesa ini mengamati dinamika pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual. Riset ini diteliti menggunakan teori Communicative Constitution of Organization (CCO) pendekatan Four Flows atau empat aliran, yang diintegrasikan dengan teori Rhetorical Arena Theory (RAT).

"Outputnya, tidak hanya memahami strategi kampus, tetapi juga merumuskan pendekatan komunikasi dalam mencegah dan menangani kekerasan seksual,” imbuhnya.

Gelar doktor yang diraih ibu dua anak itu tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi melalui perjuangan. Sebagai seorang ibu sekaligus pengajar dirinya harus membagi waktu dengan baik dengan menerapkan skala prioritas. Hal ini dilakukan agar dirinya dapat membagi peran sebagai seorang ibu dan dosen tanpa harus mengorbankan salah satunya.

“Sabar, punya target, dan strategi manajemen waktu atau prioritas itu yang saya terapkan sehingga semua bisa berjalan lancar, baik itu bersama keluarga di rumah, ngajar di prodi, tanggung jawab di rektorat, kuliah di UNS, dan penelitian di UI, Unand, dan Unri,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Pendidikan Unesa Komunikasi Studi Doktor Vinda Maya Setianingrum Kekerasan Seksual