KETIK, JEMBER – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 9 (Daop 9) Jember menepis kabar yang menyebut adanya distribusi bahan bakar minyak (BBM) ke Jember menggunakan kereta api. Informasi yang sempat beredar luas di media sosial tersebut dipastikan tidak benar dan menyesatkan.
Manajer Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada layanan angkutan BBM melalui kereta api atau KA Logistik di wilayahnya.
“Perlu kami tegaskan, tidak ada pengiriman BBM ke Jember menggunakan kereta api. Sebab, belum tersedia jalur atau prasarana yang menghubungkan stasiun dengan depo Pertamina terdekat,” ujar Cahyo saat dikonfirmasi Ketik, Selasa, 30 Juli 2025.
Potongan layar video viral dengan narasi pengiriman BBM ke Jember melalui KA Logistik yang dibantah dan disebut KAI Daop 9 Jember sebagai berita menyesatkan. (Istimewa/ medsos)
Penjelasan ini disampaikan menyusul beredarnya sejumlah unggahan di platform media sosial, seperti Instagram dan TikTok, yang menyatakan bahwa kereta pengangkut BBM telah tiba di Stasiun Jember. Unggahan tersebut bahkan menyertakan video rangkaian kereta yang disebut membawa bahan bakar dari luar daerah.
Cahyo meluruskan bahwa kereta dalam video tersebut bukan menuju Jember, melainkan rangkaian angkutan BBM dari Surabaya yang melayani rute ke Malang dan Madiun.
“Kami mengajak masyarakat untuk lebih bijak bermedia sosial. Saring sebelum menyebarkan informasi. Pastikan kebenarannya agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat,” tambahnya.
Meski tidak melayani distribusi BBM, Daop 9 Jember tetap menjalankan layanan angkutan barang. Layanan tersebut meliputi barang konsinyasi, barang hantaran paket (BHP), serta logistik internal KAI.
Selama semester pertama 2025, volume angkutan barang yang dilayani Daop 9 mencapai 15.702 ton, dengan ketepatan waktu pengiriman mencapai 99,99 persen.
“Pengangkutan logistik tetap berjalan normal. Namun untuk BBM, belum ada jalurnya di wilayah kami,” tegas Cahyo.
Sebelumnya, masyarakat Jember mengalami krisis BBM sejak Sabtu, 26 Juli 2025, menyusul penutupan total Jalur Gumitir oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Jalur nasional penghubung Jember–Banyuwangi itu ditutup selama dua bulan guna perbaikan jalan.
Kondisi tersebut berdampak besar terhadap distribusi logistik, termasuk pasokan bahan bakar ke Jember dan sekitarnya. Akibatnya, antrean panjang terjadi di berbagai SPBU, dan sebagian warga bahkan terpaksa mencari BBM hingga ke Banyuwangi.
Merespons kondisi ini, Bupati Jember Muhammad Fawait menyatakan telah melayangkan surat protes resmi kepada pemerintah pusat.
“Penutupan jalur nasional tanpa alternatif distribusi membuat masyarakat kami kesulitan. Ini bukan hanya soal transportasi, tapi juga menyangkut hajat hidup orang banyak,” ujarnya dalam keterangan terpisah. (*)
