KETIK, JAKARTA – Memasuki akhir tahun, potensi bencana di Indonesia cenderung meningkat. Musim hujan yang datang bersamaan dengan intensitas cuaca ekstrem membuat sejumlah wilayah rawan banjir, tanah longsor, hingga angin kencang.
Tak hanya bencana hidrometeorologi, Indonesia yang berada di kawasan Ring of Fire juga tetap dibayangi ancaman gempa bumi, letusan gunung api, hingga potensi megathrust dan megatsunami. Kondisi ini membuat kesiapsiagaan menjadi hal penting, terutama di penghujung tahun.
Selain faktor alam, akhir tahun juga kerap diwarnai mobilitas masyarakat yang tinggi. Libur panjang, kepadatan transportasi, hingga potensi gangguan sosial dapat memicu situasi darurat yang menuntut masyarakat bertahan hidup di luar kondisi normal.
Dalam situasi semacam itu, kesiapan mental saja tidak cukup. Diperlukan pula peralatan dan perlengkapan yang mendukung keselamatan. Salah satu yang bisa disiapkan sejak dini adalah Bug Out Bag (BOB).
BOB, atau tas siaga bencana, merupakan tas berisi berbagai perlengkapan darurat yang bisa langsung dibawa saat kondisi memaksa seseorang meninggalkan rumah dengan cepat.
Idealnya, isi BOB mampu menopang kebutuhan hidup selama 72 jam atau tiga hari, dengan asumsi bantuan akan tiba dalam rentang waktu tersebut.
Pelaku kegiatan luar ruang, Resly Marshall Todingan, menyebut bahwa Bug Out Bag penting disiapkan sebagai bagian dari mitigasi, terutama menjelang musim rawan bencana.
"Tas ini harus mudah dijangkau dan dibawa saat terjadi kondisi darurat," ujarnya.
Apa Isi Bug Out Bag?
Sebagai andalan untuk bertahan hidup, tentu ada sejumlah hal yang wajib ada di dalam BOB. Pertama, adalah dokumen dan barang penting.
Simpan salinan KTP, Kartu Keluarga, Surat Izin Mengemudi (SIM), juga paspor. Masukkan ke dalam plastik atau penyimpanan tahan air. Sertakan juga uang tunai dalam beberapa pecahan. Taruh juga kontak darurat dalam penyimpanan tahan air tersebut.
Setelah dokumen, yang wajib juga dalam BOB adalah peralatan bertahan hidup. Yang masuk dalam peralatan bertahan hidup adalah pisau serbaguna atau multitool, senter plus baterai cadangan, korek api, lilin, terpal atau ponco, dan tali paracord.
Yang juga tak boleh dilupakan adalah peralatan kesehatan dan perlengkapan kebersihan. Bawa kotak P3K, jangan lupa juga membawa obat-obatan pribadi. Bawa alkohol, tisu basah, sabun cair, juga sikat gigi.
Makanan dan minuman juga merupakan hal yang harus ada dalam BOB. Siapkan makanan siap konsumsi. Usahakan makanan memiliki kalori tinggi dan memenuhi kebutuhan asupan tubuh. Bawa juga air minum dalam botol. Siapkan juga tablet penjernih air atau filter air portabel.
Dalam BOB, masukkan juga pakaian ganti. Usahakan juga menyiapkan jaket tahan air, sarung tangan, dan kaos kaki. Siapkan sepatu yang kuat dan nyaman untuk bisa bergerak dengan lincah.
Selain itu, usahakan juga BOB dilengkapi dengan radio darurat, atau handy talkie. Siapkan juga peluit darurat. Selain itu, usahakan ada peta dan kompas.
BOB Tak Harus Mahal
Sekilas, perlu biaya besar untuk menyiapkan BOB. Inilah salah satu alasan tak banyak orang yang menyiapkan tas darurat tersebut. Padahal, ada sejumlah kiat agar dalam membuat BOB ini tak perlu menghabiskan banyak biaya.
Tips pertama adalah menggunakan tas yang sudah ada. Tak perlu membeli ransel yang mahal. Yang penting, tas yang ada kuat dan mampu melindungi isi di dalamnya.
Selain itu, gunakan barang yang ada di rumah. Banyak perlengkapan, seperti korek api, pakaian, atau makanan kaleng yang bisa dimasukkan tanpa membeli baru. Selain itu, jadilah kreatif untuk bisa menggunakan barang-barang ini.
Tips ketiga adalah membeli barang bekas atau promo. Sejumlah barang, seperti pisau dan terpal, bisa didapatkan dengan banderol lebih miring, terutama jika ada promo di marketplace.
Terakhir, utamakan kebutuhan dasar. Fokus siapkan makanan, air, perlindungan diri, dan alat komunikasi dulu sebelum membeli barang tambahan. (*)
