Iqbal Damanik Diteror Kiriman Bangkai Ayam, Ini Tanggapan Greenpeace Indonesia

31 Desember 2025 11:32 31 Des 2025 11:32

Thumbnail Iqbal Damanik Diteror Kiriman Bangkai Ayam, Ini Tanggapan Greenpeace Indonesia
Manajer Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Iqbal Damanik, yang mendapat teror kiriman bangkai ayam, Selasa, 30 Desember 2025 dini hari. (Foto: Greenpeace Indonesia)

KETIK, JAKARTA – Greenpeace Indonesia buka suara ihwal teror pengiriman bangkai ayam ke rumah Manajer Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Iqbal Damanik, Selasa, 30 Desember 2025 dini hari. Mereka menyebut teror ini tak lepas dari kerja Iqbal sebagai salah seorang aktivis dan juru kampanye Greenpeace.

Sebelumnya, kediaman Iqbal mendapat kiriman bangkai ayam pada Selasa, 30 Desember 2025. Bangkai ayam itu ditemukan di teras rumah pada Selasa pagi, tanpa pembungkus apa pun.

Di kaki ayam tersebut terikat plastik berisi kertas bertuliskan pesan “JAGALAH UCAPANMU APABILA ANDA INGIN MENJAGA KELUARGAMU, MULUTMU HARIMAUMU”.

Kepala Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak, menduga kiriman ini sebagai bentuk teror terhadap kerja Iqbal. Terlebih dalam saat relatif bersamaan, sejumlah masyarakat sipil, jurnalis, juga pegiat media sosial, juga menerima teror serupa.

Lewat media sosialnya, disjoki asal Aceh, DJ Donny, mengabarkan bahwa ia pun mendapat kiriman bangkai ayam. Selain DJ Donny, pemengaruh dan kreator konten asal Aceh, Sherly Annavita, mengunggah kabar tentang vandalisme di mobil pribadi serta kiriman sekantong telur busuk ke tempat tinggalnya. Seperti Iqbal, keduanya juga menerima surat bernada mengancam.

“Sulit untuk tak mengaitkan kiriman bangkai ayam ini dengan upaya pembungkaman terhadap orang-orang yang gencar menyampaikan kritik atas situasi Indonesia saat ini," kata Leonard, dilansir dari siaran pers Greenpeace Indonesia.

"Ada satu kemiripan pola yang kami amati, sehingga kami menilai ini teror yang terjadi sistematis terhadap orang-orang yang belakangan banyak mengkritik pemerintah ihwal penanganan bencana Sumatera,” sambungnya.

Iqbal, belakangan ini, memang getol mengunggah bahasan tentang banjir Sumatera dan respons pemerintah dalam menangani bencana tersebut melalui akun media sosialnya. Berbagai pernyataan tersebut berangkat dari temuan tim yang pergi ke lapangan pascabencana, serta temuan dan analisis Greenpeace. 

Akibat unggahan-unggahannya tersebut, Iqbal banyak menerima serangan di kolom komentar juga pesan bernada ancaman lewat direct message Instagram.

"Kritik publik, termasuk pengkampanye kami, terhadap cara pemerintah menangani banjir Sumatera ini sebenarnya lahir dari keprihatinan dan solidaritas terhadap para korban. Apalagi di balik banjir Sumatera ini ada persoalan perusakan lingkungan, yakni deforestasi dan alih fungsi lahan yang terjadi menahun, yang terjadi atas andil pemerintah juga," tegas Leonard.

"Belum lagi pemerintahan Prabowo malah akan membuka jutaan hektare lahan di Papua, yang bakal merugikan Masyarakat Adat dan memperburuk dampak krisis iklim,” sambungnya.

Greenpeace Indonesia juga mengecam maraknya upaya teror terhadap masyarakat sipil, mulai dari aktivis, jurnalis, hingga pegiat media sosial. Kritik publik mestinya tak diperlakukan sebagai ancaman, melainkan ekspresi demokrasi dan pengingat bagi kekuasaan untuk tetap akuntabel. 

Kebebasan berbicara, menurut Leonard, merupakan hak yang dijamin dalam konstitusi. 

"Upaya teror tak akan membuat kami gentar. Greenpeace akan terus bersuara untuk keadilan iklim, HAM, dan demokrasi,” tandasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Iqbal Damanik teror banjir sumatera Greenpeace Indonesia