KETIK, JAKARTA – Baru dilantik dalam hitungan bulan, hubungan beberapa kepala daerah dan wakilnya mulai retak. Faktornya beragam. Mulai adanya penyidikan KPK hingga kewenangan yang dipangkas.
Terbaru, Wakil Gubernur Bangka Belitung (Babel) Hellyana mencurahkan kegelisahan akan renggangnya hubungannya dengan Gubernur Hidayat Arsani.
Hellyana bahkan menyebut komunikasinya dengan gubernur Hidayat Arsani sudah bermasalah sejak awal.
“Dari hari pertama sebenarnya sudah agak susah berkomunikasi, tidak seperti waktu kampanye,” kata Hellyana kepada wartawan (11/7/2025).
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut bahkan berencana menggugat Hidayat ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan Ombudsman karena merasa kewenangannya sebagai Wakil Gubernur Bangka Belitung dipangkas.
Saat pemilu duet Hidayat Arsani dan Hellyana diusung empat partai koalisi yakni PDI Perjuangan, Golkar, PPP, dan PKS. Duet tersebut meraih total suara sebanyak 299.591 suara pada Pilkada tahun 2024 mengungguli pasangan Erzaldi Rosman dan Yuri Kemal Fadlullah yang meraih 290.548 suara.
Dedi Mulyadi dan Erwan di Jabar Retak
Hubungan yang memanas juga terjadi di Provinsi Jawa Barat. Hubungan Dedi Mulyadi dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan juga tegang.
Penyebabnya Erwan merasa selalu dilangkahi kewenangannya oleh Sekretaris Daerah (Sekda), Herman Suryatman. Bahkan, banyak informasi yang tidak tersampaikan ke Erwan terkait kegiatan di Provinsi Jawa Barat.
Erwan juga menganggap Herman kerap mengambil perannya sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat turun ke lapangan tanpa koordinasi.
Menanggapi hal tersebut, Dedi Mulyadi membantah. Kang Dedi menyebut Erwan dan Herman sudah berteman lama. Bahkan ketika Erwan menjabat Wakil Bupati Sumedang dan Herman sebagai Sekdanya. Kang Dedi juga mengaku pernah menugaskan keduanya bersama-sama ke DPRD Jawa Barat.
Diketahui, pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan ditetapkan sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih hasil Pilkada serentak 2024. Pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan ini memperoleh suara terbanyak dengan total 14.130.192 suara atau 62,22 persen dari suara sah.
Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan didukung 14 partai Koalisi Indonesia Maju (KIM). Lima di Antara adalah partai pemilik kursi di DPRD Jabar, yaitu Gerindra, Demokrat, Golkar, PAN, Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Gubernur Maluku dan Wakil Juga Renggang
Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath juga retak. Awalnya terjadi keretakan saat Gubernur Hendrik Lewerissa dan Ketua Tim Pemenangan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Said Assagaff memanas.
Penyebab keretakan tersebut disebut-sebut dipicu terkait pemilihan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Maluku. Hendrik dikabarkan mengusung jagoannya Muhammad Reza Mony sebagai calon ketua.
Sedangkan Said Assagaf juga mengusung anaknya Dandy Assagaff untuk maju bertarung sebagai bakal calon ketua HIPMI Maluku.
Hendrik Lewerissa merupakan Ketua DPD Partai Gerindra Maluku. Sedangkan Abdullah Vanath adalah mantan bupati Kabupaten Seram Bagian Timur selama dua periode. Keduanya diusung oleh koalisi Partai Gerindra, Perindo, dan PPP.
Di Riau Gubernur Abdul Wahid dan Wagub SF Hariyanto Memanas
Keretakan hubungan kepala daerah juga terjadi di Riau. Hubungan antara Gubernur Riau Abdul Wahid dan Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto juga retak.
Pemicunya adalah terkait mulai dilakukannya pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan Pemerintah Provinsi Riau Tahun 2024.
Spekulasi tersebut semakin menguat karena SF Hariyanto kerap tidak hadir dalam beberapa agenda penting Pemerintah Provinsi Riau. Bahkan agenda yang seharusnya dihadiri kerap diwakilkan kepada Pj Sekda atau Asisten Setdaprov Riau.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau secara resmi menetapkan pasangan Abdul Wahid-SF Hariyanto sebagai pemenang Pilkada serentak Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2024. Duet Abdul Wahid dan SF Hariyanto diusung PDI Perjuangan dan PKB.
Buku Anti Cerai Pasangan Kepala Daerah
Renggangnya hubungan pasangan kepala daerah bak sudah jadi fenomena laten. Mediapreneur Kiagus Firdaus memotret ihwal itu dengan menarik dalam bukunya 'Anti Cerai Pasangan Kepala Daerah' yang diterbitkan Elex Media Komputindo.
Dalam buku ini Kiagus membagikan pengalamannya sebagai praktisi media yang sudah makan asam garam dan memiliki relasi panjang dengan para pasangan kepala daerah, baik yang akur maupun yang memiliki relasi 'panas-dingin'.
Di buku itu Kiagus juga mencoba menjabarkan apa-apa saja seharusnya yang dilakukan oleh kepala daerah dan wakilnya agar kompak, bukannya malah berantem sendiri dan mengesampingkan amanat utama yakni memimpin, menganyomi, dan melayani masyarakat. (*)