KETIK, BATU – Sebagai 'Kota Wisata', Kota Batu memiliki kebutuhan akomodasi terus meningkat seiring bertambahnya jumlah wisatawan. Perkembangan industri perhotelan di Kota Batu menunjukkan dinamika menarik di momen HUT ke 24
Dimana jumlah hotel berbintang dan nonbintang terus bertambah dan tingkat okupansi (penghunian kamar) mengalami fluktuasi signifikan.
Pertumbuhan Jumlah Hotel
Data menunjukkan bahwa sektor akomodasi di Kota Batu telah berkembang pesat. Hingga tahun 2022, tercatat terdapat 19 hotel berbintang dan sejumlah besar 1.066 hotel nonbintang. Jumlah ini memperkuat posisi Kota Batu sebagai destinasi wisata dengan fasilitas penginapan yang sangat lengkap.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada Akhir Tahun 2024
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) merupakan indikator utama produktivitas usaha jasa akomodasi. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu per Desember 2024 mencatat:
Hotel Berbintang: Mencapai 44,62%.
Hotel Nonbintang: Mencapai rata-rata 30,94%.
TPK pada bulan Desember 2024 ini menunjukkan kenaikan yang signifikan dibandingkan bulan sebelumnya (November 2024), yaitu:
Kenaikan 5,17 poin untuk hotel berbintang.
Kenaikan 10,11 poin untuk hotel nonbintang.
Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, TPK hotel berbintang di Desember 2024 justru mengalami penurunan sebesar 16,12 poin dibandingkan Desember 2023. Angka 44,62% ini berarti, dari 100 kamar yang tersedia, rata-rata 44 hingga 45 kamar terjual setiap malamnya.
Sementara itu, untuk hotel nonbintang, TPK Desember 2024 (30,94%) menunjukkan kenaikan tipis sebesar 0,51 poin dibandingkan Desember 2023. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata 30 hingga 31 kamar terjual per malam dari 100 kamar yang tersedia.
Fluktuasi Tahunan: Kasus Tahun 2022
Dinamika TPK juga terlihat dalam perbandingan tahunan. Pada tahun 2022, hotel berbintang di Kota Batu mengalami penurunan drastis pada bulan April, dengan TPK hanya mencapai 19,67%. Penurunan tajam ini segera diikuti oleh pemulihan. Buktinya, pada bulan berikutnya, Mei 2022, TPK hotel nonbintang mampu meningkat drastis menjadi 43,29%.
Pola serupa terjadi pada hotel nonbintang di tahun 2022, di mana TPK mencapai titik terendah sebesar 7,85% pada April 2022. Namun, hanya berselang satu bulan, TPK naik menjadi 20,83% di Mei 2022.
Fluktuasi tajam, diikuti dengan pemulihan cepat ini, menegaskan bahwa daya tarik Kota Batu sebagai destinasi wisata tetap kuat dan mampu memulihkan okupansi dengan cepat.
Rata-Rata Lama Menginap Tamu (RLMT).
Selain TPK, indikator lain yang mencerminkan kemajuan industri pariwisata adalah Rata-Rata Lama Menginap Tamu (RLMT).
Pada Desember 2024, RLMT tamu asing (baik di hotel bintang maupun nonbintang) mengalami peningkatan sebesar 0,01 poin dibandingkan bulan November 2024, mencapai 1,01 hari. Kenaikan ini terjadi meskipun ada penurunan sebesar 2,78 poin jika dibandingkan Desember 2023.
Sebaliknya, RLMT tamu lokal pada Desember 2024 mengalami penurunan sebesar 0,05 poin dibandingkan November 2024 (dengan rata-rata 1,07 hari), dan juga turun 0,07 poin dibandingkan Desember 2023.
Data ini menyimpulkan bahwa pada akhir tahun 2024, terjadi kecenderungan peningkatan pada durasi menginap wisatawan asing di Kota Batu, sementara tamu lokal cenderung menginap dengan durasi yang sedikit lebih singkat.
Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik Kota Batu telah meluas hingga mampu meningkatkan retensi wisatawan internasional di tengah sejuknya suasana pegunungan dan kelengkapan wisatanya. (*)