Harga Spekulasi Tengkulak Kisaran Rp40.000 per kilo

Harga Tembakau di Probolinggo Turun, Begini Hasil Monitoring HKTI

28 Juli 2025 19:12 28 Jul 2025 19:12

Thumbnail Harga Tembakau di Probolinggo Turun, Begini Hasil Monitoring HKTI
Ketua DPC HKTI Kabupaten Probolinggo, Ir Agus Salehuddin melakukan monitoring ke Lahan Tembakau petani yang rusak, akibat curah hujan, Senin, 28 Juli 2025

KETIK, PROBOLINGGO – Curah hujan yang tinggi di Bulan Mei dan Juni 2025, memberi dampak signifikan pada kualitas daun tembakau di Kabupaten Probolinggo. Bahkan DPC HKTI setempat langsung bergerak membentuk tim monitoring ke lahan, untuk mengetahui penyebab pastinya.

Ratusan petani di beberapa daerah penghasil tembakau terpaksa panen lebih awal karena tanamannya mulai menguning, kerdil, layu dan terkena bercak daun.

"Saya tanam tanggal 26 Juni, sekarang hanya umur dua bulan lebih dua hari atau 62 hari sudah panen, karena daunnya menguning dan kerdil. Normalnya paling awal 80 hari sejak tanam, " ujar Muhammad Asnawi, Petani di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, kepada Ketik, Senin, 28 Juli 2025.

Penyebab kerusakan tanaman tembakaunya, menurut Asnawi disebabkan faktor curah hujan yang tinggi.

"Karakter tembakau itu, tumbuh bagus jika lahan kering. Kami sudah semprot obat fungisida, pengolahan tanah sudah sistem juring ala bawang merah dan rotari, tapi hasil tetap tidak baik, akibat cuaca hujan," katanya.

Akibat tanaman yang kurang baik karena kemarau basah, membuat harga tembakau Rajang juga ikutan turun.

Mohammad Ridho, salah satu Petani di Desa Kertosono, Kecamatan Gading kepada Ketik, mengaku tembakau rajangannya laku Rp38.000 per kilogram dan Rp 43.000 per kilogram.

Sedangkan tahun lalu, ketika cuaca stabil dan mutu tanaman Tembakau baik, harga rajangannya dari hasil petikan pertama di kisaran Rp50.000 per kilogram. Lalu, sampai petikan daun ke atasnya tembus di kisaran Rp70.000 sampai Rp75.000 per kilo.

"Harga tembakau itu bervariasi, tergantung petikannya. Ini baru daun bawah. Nanti daun ke atasnya akan lebih Mahal. Tahun ini, kualitas memang menurun dan kami para petani sudah ikhlas dan bersyukur, yang penting sehat dan selamat," katanya. 

Secara terpisah, Ketua DPC HKTI Ir Agus Salehuddin kepada Ketik menjelaskan, sejauh ini pembelian daun tembakau rajang dari petani masih bersifat spekulatif, karena belum ada pabrikan rokok yang membuka order pembelian.

"Saat ini, gudang belum ada yang buka. Jadi, harga yang ada masih spekulasi dari Tengkulak," ujarnya.

Namun, Ir Agus mengatakan, harga tembakau rajang Kabupaten Probolinggo, nilainya juga dipengaruhi banyak indikator.

"Faktor yang paling dominan adalah, mutu Tembakau. Harus kita akui bersama, mutu tahun ini memang menurun, akibat dampak curah hujan. Banyak petani yang panen Prematur dan mutu daun tidak seperti tahun kemarin. Tapi kami tetap berharap sampai petikan daun atas, harga bisa tembus Rp 60.000 per kilo," katanya.(*)

Tombol Google News

Tags:

HKTI Probolinggo Tembakau Probolinggo Harga Tembakau Rajang Tembakau Rajang