KETIK, BOJONEGORO – Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menghadiri acara pengukuhan Pengurus Daerah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bojonegoro masa khidmat 2025–2030 yang berlangsung di Ruang Angling Dharma, Gedung Pemkab Bojonegoro, Selasa, 30 Desember 2025.
Kegiatan tersebut menjadi momentum penguatan peran ulama dalam menjaga nilai moral masyarakat di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi.
Dalam sambutannya, Setyo Wahono menyampaikan apresiasi atas susunan kepengurusan MUI Bojonegoro yang dinilainya inklusif karena melibatkan berbagai elemen organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, serta para tokoh dari pondok pesantren.
“Saya sangat bersyukur melihat kehadiran para tokoh hari ini. Tidak ada yang tersisa, semua hadir mulai dari NU, Muhammadiyah, hingga jajaran Kemenag. Ini adalah energi besar bagi Bojonegoro,” ujar Setyo Wahono.
Ia menyampaikan kesiapan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk menjadi mitra strategis MUI dalam menjalankan fungsi Khadimul Ummah sebagai pelayan umat dan Sodiqul Ummah sebagai mitra pemerintah.

Menurutnya, tantangan global menuntut pembangunan daerah tidak hanya berorientasi pada infrastruktur fisik, tetapi juga penguatan mental dan karakter masyarakat.
“Tugas terberat kita adalah menjaga akhlak dan moral generasi mendatang agar selamat di dunia dan akhirat. Kami ingin pembangunan daerah ini berlandaskan pada iman, ilmu, dan akhlak mulia,” singgung Setyo Wahono.
Selain isu moralitas, Bupati juga menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama.
Ia menilai upaya merawat toleransi bukan hanya menjadi tugas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), tetapi merupakan tanggung jawab bersama, termasuk MUI, demi menjaga keutuhan NKRI yang berlandaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Setyo Wahono turut mengapresiasi berbagai terobosan MUI Bojonegoro pada periode sebelumnya, salah satunya digitalisasi layanan melalui sertifikasi halal secara daring.
Ia berharap pengurus MUI periode 2025–2030 di bawah kepemimpinan KH. Alamul Huda atau Gus Huda dapat melanjutkan inovasi tersebut serta memberi masukan yang konstruktif bagi pemerintah daerah.
“Kami butuh dukungan dan pengingat dari para kyai dan ulama agar tetap berada di jalur yang benar dalam melayani masyarakat. Mari kita jaga kerukunan demi Bojonegoro yang lebih baik dan membanggakan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua MUI Bojonegoro terpilih KH. Alamul Huda menyampaikan bahwa MUI merupakan rumah besar bagi seluruh komponen umat Islam di Bojonegoro.
Ia berkomitmen menjadikan MUI sebagai wadah pemersatu berbagai keahlian dan organisasi Islam untuk melayani umat dan mendampingi pemerintah daerah.
“MUI adalah rumah besar kita bersama. Fungsi kami jelas, melayani umat dan menjadi mitra pemerintah untuk menemani Bojonegoro menuju keberkahan. Kami menyadari tugas ini berat, namun dengan kebersamaan para tokoh dan ulama, insya Allah kita bisa menjaga agama dan bangsa ini tetap jaya,” kata Gus Huda. Ia juga memohon doa agar program penguatan ukhuwah, pemberdayaan UMKM, serta dakwah digital dapat berjalan optimal.
Acara pengukuhan tersebut turut dihadiri jajaran Forkopimda, perwakilan MUI Provinsi Jawa Timur, serta tokoh lintas organisasi masyarakat Islam di Kabupaten Bojonegoro.(*)
