Geruduk Kantor DPRD Sidoarjo, GMNI Deadline 1 Bulan Tangani Kasus Balita Meninggal

5 September 2025 06:40 5 Sep 2025 06:40

Thumbnail Geruduk Kantor DPRD Sidoarjo, GMNI Deadline 1 Bulan Tangani Kasus Balita Meninggal
Ketua DPRD Sidoarjo Abdillah Nasih (mengangkat tangan) berdialog dengan mahasiswa GMNI yang berunjuk rasa di kantor DPRD Sidoarjo pada Kamis (4 September 2025). (Foto: Ketik.com)

KETIK, SIDOARJO – Mahasiswa datang nglurug. Mereka melontarkan peluru protes tentang kinerja lembaga eksekutif maupun legislatif. Khususnya soal nasib tragis bocah Hanania yang meninggal saat dirawat rumah sakit. Kasus itu meledak. Mahasiswa menuding ada malpraktik saat balita itu dirawat di klinik.

”Kami ingin tahu. Sampai mana investigasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Sidoarjo. Bagaimana DPRD mengawasinya,” ungkap Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sidoarjo Antonius sambil mengepalkan tangan pada Kamis (4 September 2025).

”Hidup mahasiswa!” serunya di depan gerbang kantor DPRD Sidoarjo.

”Hidup mahasiswa!” sahut lainnya.

Di hadapan para mahasiswa nasionalis itu, Ketua DPRD Sidoarjo Abdillah Nasih berdiri. Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr Lhaksmie berada di sampingnya. Keduanya mendengarkan dengan seksama orasi mahasiswa di gerbang kantor DPRD Sidoarjo.

Tak lama kemudian, demonstran dipersilakan duduk di depan teras gedung dewan. Mereka berdialog. Antonius memimpin kawan-kawannya untuk menyuarakan lagi protes. Mahasiswa GMNI menuntut investigasi dan audit menyeluruh terhadap layanan kesehatan di Sidoarjo. Khususnya kasus meninggalnya balita Hanania.

Foto Ketua DPRD Sidoarjo Abdillah Nasih mengajak mahasiswa masuk untuk berdialog di kantor DPRD Sidoarjo. (Foto: Ketik.com)Ketua DPRD Sidoarjo Abdillah Nasih mengajak mahasiswa masuk untuk berdialog di kantor DPRD Sidoarjo. (Foto: Ketik.com)

”Tolong dijelaskan apa yang sudah dilakukan. Apa dinas kesehatan tidak bekerja. Kenapa diam saja? Apa DPRD tidak melakukan investigasi,” ujar Antonius.

Dokter Lhaksmie terdiam. Abdillah Nasih terus mendengarkan. Kemudian, dia mengambil mikrofon dan menjawab tegas lontaran mahasiswa tersebut. DPRD sudah melakukan langkah cepat. Setelah kematian Hanania mencuat, DPRD Sidoarjo langsung turun tangan. Bertemu keluarga. Mendalami apa yang sebenarnya telah terjadi.

”Ini harus jadi terakhir kalinya di Sidoarjo. Tidak boleh ada lagi Hanania-hania berikutnya,” ungkap Abdillah Nasih.

Legislator PKB itu memastikan siap terus mengawal agar peristiwa itu diproses secara on the track.  Itu hak masyarakat untuk memperoleh keadilan. Hasil pemeriksaan kematian balita di Desa Candi Pari ditunggu. Setelah itu, semua pihak terkait akan dipanggil.

Di sisi lain, dr Lhaksmie menyatakan penanganan kasus Hanania sudah dilakukan. Semua diproses sesuai dengan undang-undang dan aturan lain yang berlaku. Termasuk, apakah terjadi malpraktik atau tidak, ada pihak yang berwenang menentukan. Bukan dinas kesehatan.

Namun, jawaban tersebut belum juga memuaskan. Mahasiswa GMNI menuntut ada kepastian waktu. Jangan sampai tidak ada kejelasan sehingga berlarut-larut tidak selesai. 

”Kami tidak perlu alasan-alasan tentang aturan.  Kami minta batas waktunya jelas, kapan ada hasilnya?” ujar mereka.

Ketua DPRD Sidoarjo Abdillah Nasih pun menyatakan sekitar 1 bulan lagi hasil pemeriksaan itu diketahui. Mahasiswa dipersilakan menanyakan lagi bulan depan.

”Kami akan undang lagi pihak-pihak yang terkait. Baru akan diketahui langkah apa yang harus dilakukan terhadap klinik atau pihak-pihak lain,” terang Abdillah Nasih.

”Baik.  Kami tunggu 1 bulan lagi,” tegas Antonius.

Demo mahasiswa GMNI ini merupakan rangkaian kejadian unjuk rasa mahasiswa Sidoarjo. Mulai Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sidoarjo, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sidoarjo, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia  (PMII), serta Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Tuntutan mereka rata-rata senada. Menentang tindakan kekerasan dan reformasi Polri. (*)

Tombol Google News

Tags:

Demo Mahasiswa Sidoarjo DPRD Sidoarjo Abdillah Nasih GMNI Sidoarjo