KETIK, LUMAJANG – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) terus menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat. Melalui Pusat Studi Global Migrasi, FISIP Unair melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bertajuk “Literasi Informasi Digital Kebencanaan dan Environmental Awareness pada Perempuan di Wilayah Terdampak Bencana Gunung Semeru.”
Kegiatan yang digelar di Desa Sumbermujur, Kabupaten Lumajang, Sabtu, 18 Oktober 2025 ini melibatkan perempuan dari komunitas terdampak erupsi Gunung Semeru serta sejumlah pemangku kepentingan daerah. Program ini berfokus pada peningkatan literasi digital kebencanaan dan kesadaran lingkungan di kalangan perempuan.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Rachmah Ida, Guru Besar Departemen Komunikasi FISIP Unair, memaparkan materi berjudul “Perempuan dan Pelestarian Lingkungan.” Dalam materinya, ia menegaskan pentingnya peran perempuan dalam mitigasi dan penanganan dampak bencana.
“Perempuan itu punya peran krusial dalam masalah kebencanaan. Mereka tidak hanya hadir sebagai korban, tapi juga bisa menjadi inisiator dan agen perubahan dalam upaya pelestarian lingkungan serta kesiapsiagaan terhadap bencana,” ujar Prof. Rachmah Ida.
Prof. Rachmah menambahkan, perempuan dapat berkontribusi aktif menjaga lingkungan melalui langkah sederhana, seperti mengelola limbah rumah tangga, memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi pelestarian lingkungan, serta membangun jejaring komunitas guna mencari solusi atas persoalan lingkungan dan kebencanaan.
Sementara itu, Irfan Wahyudi, Ph.D., selaku dosen Departemen Komunikasi FISIP Unair, membawakan materi bertema “Peran Media Sosial dalam Pencegahan dan Penanganan Bencana.” Ia menyoroti peran penting media sosial sebagai sarana edukasi publik dan mitigasi bencana.
“Media sosial itu punya peran sentral saat ini. Potensinya tidak lagi sekadar alat komunikasi, tetapi juga bisa menjadi sarana strategis untuk mitigasi dan penanganan bencana,” ungkap Irfan Wahyudi.
Selain dari kalangan akademisi, kegiatan ini juga menghadirkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lumajang, Eko. Ia membahas pentingnya pengelolaan sampah sebagai salah satu isu utama pascabencana, serta menekankan perlunya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan keseimbangan lingkungan pascaerupsi.
Program ini ditutup dengan sesi diskusi interaktif dan pembagian leaflet edukatif mengenai literasi digital dan kesadaran lingkungan. Melalui kegiatan ini, FISIP Unair berharap dapat memperkuat kapasitas perempuan dalam menghadapi risiko bencana dengan memanfaatkan teknologi digital, sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan secara berkelanjutan.
Kegiatan inisiatif ini menjadi bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya bidang pengabdian masyarakat. FISIP Unair juga berkomitmen memperkuat kolaborasi antara akademisi, pemerintah daerah, dan komunitas lokal dalam membangun masyarakat tangguh bencana yang berperspektif gender dan berkelanjutan.(*)