Napak Tilas Sembrani Bumi Nusantara 2025 Jadi Ajang Pelestarian Budaya di Surabaya

6 Oktober 2025 12:13 6 Okt 2025 12:13

Thumbnail Napak Tilas Sembrani Bumi Nusantara 2025 Jadi Ajang Pelestarian Budaya di Surabaya
Peresmian Monumen Ayam Jago yang dilakukan oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Hidayat Syah, pada Minggu 5 Oktober 2025. (Foto: Adinda Trisaeni Nur Sabrina/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Ribuan warga memadati kawasan Kelurahan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, untuk menyaksikan gelaran Napak Tilas Sembrani Bumi Nusantara 2025, Minggu 5 Oktober 2025. Acara budaya ini diikuti oleh 1.000 penari Remo dan ratusan peserta dari berbagai sekolah di Surabaya.

Kegiatan dimulai pukul 14.00 WIB di Kelurahan Lidah Wetan dan berakhir di Taman Bungkul, Kecamatan Wonokromo. Rute napak tilas melewati Jalan Raya Menganti, Jalan Raya Mastrip, Jalan Gunung Sari, Jalan Joyoboyo, hingga Jalan Raya Darmo.

Rangkaian acara diawali dengan sambutan, doa bersama, serta penampilan tari Remo massal yang dibawakan oleh siswi SDN Babatan 4, SDN Lidah Wetan IV/467, SDN Lidah Wetan II/462, SMPN 28, dan SMPN 40 Surabaya.

Acara dilanjutkan dengan teatrikal kisah asal-usul Joko Berek dan Sawunggaling yang dibawakan oleh keluarga Joko Berek. Setelah itu, dilakukan peresmian pembukaan Napak Tilas Sembrani Bumi Nusantara dengan prosesi pemanahan dan pelepasan balon.

Keluarga Joko Berek kemudian berjalan menuju Monumen Ayam Jago di perempatan Jalan Raya Menganti, Kecamatan Lakarsantri, untuk menghadiri peresmian monumen tersebut sebagai ikon Sawunggaling. Peresmian dilakukan oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Hidayat Syah.

Hidayat Syah pun menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Ini luar biasa ya, kalau kita lihat di era sekarang menjaga pelestarian budaya itu jarang, apalagi di kota besar seperti Surabaya. Kegiatan ini bisa jadi contoh bagi masyarakat lain,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa sejarah Joko Berek atau Raden Sawunggaling merupakan bagian penting dari babat alas Kota Surabaya di bagian Barat.

“Saya yakin kegiatan ini akan menjadi legenda dan terus dijaga oleh generasi selanjutnya,” tambahnya.

Sementara itu, Camat Lakarsantri, Yongky Kuspriyanto Wibowo, menyampaikan permohonan maaf atas potensi gangguan lalu lintas selama kegiatan berlangsung.

“Kami mohon maaf kepada pengguna jalan karena kegiatan ini merupakan agenda tahunan Kota Surabaya,” ujarnya.

Yongky juga berharap kegiatan serupa ke depan dapat berlangsung lebih meriah.

“Kalau sekarang penari Remo-nya ada 1.000, tahun depan bisa 2.000 sampai 3.000,” katanya optimistis.

Tombol Google News

Tags:

#NapakTilas #SembraniBumiNusantara2025 Surabaya #LidahWetan #MonumenAyamJago