FESyar Jawa 2025, Gus Kautsar Ungkap Ciri-Ciri Orang Disukai Surga

14 September 2025 16:58 14 Sep 2025 16:58

Thumbnail FESyar Jawa 2025, Gus Kautsar Ungkap Ciri-Ciri Orang Disukai Surga
Ulama muda dari Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur, K. H. M. Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar) saat mengisi Tabligh Akbar FESyar Jawa 2025 di Masjid Al Akbar Surabaya, Sabtu, 13 September 2025. (Foto: Humas Masjid Agung Surabaya)

KETIK, SURABAYA – Ulama muda dari Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur, K. H. M. Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar), menyebutkan ciri-ciri orang yang disukai surga adalah orang yang maksimal dalam mengembangkan potensi diri dan selalu menjaga mulut. Hal ini diungkapkan dalam Tabligh Akbar FESyar Jawa 2025 di Masjid Al Akbar Surabaya.

"Dalam sebuah kitab hadits, Rasulullah mengingatkan bahwa Muslim yang mengembangkan diri dalam karya itu lebih baik daripada Muslim yang lemah atau tidak berkembang," katanya, Minggu, 14 September 2025.

Tabligh Akbar FESyar Jawa 2025 yang juga dihadiri Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Imam Hartono, Kepala BI Kantor Perwakilan (KPw) Jatim, H. Ibrahim, dan Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak itu, Gus Kautsar menegaskan bahwa Islam tidak tertarik dengan orang yang tidak mau berkembang sesuai potensinya.

"Surga itu punya ciri-ciri penghuni, termasuk ciri-ciri penghuni yang masuk surga tapi mampir dulu ke neraka. Nah, ciri agar kita nggak mampir neraka dulu adalah kita lebih baik dari diri kita yang kemarin, bukan lebih baik dari orang lain, kita berkembang terus lebih baik dari hari kemarin," katanya.

Di hadapan ribuan peserta tabligh yang juga disemarakkan dengan Special Performance bersama K.H. Hafidzul Hakim Noer dan Hadrah Syubbanul Muslimin itu, Gus Kautsar mengatakan orang yang lebih baik dari orang lain itu biasanya terjebak hasud (iri/benci), sehingga harus dihindari agar disukai surga.

"Tapi, kalau diri kita tidak berkembang menjadi lebih baik dari diri kita yang kemarin juga tidak disukai surga, karena kita bisa menjadi miskin dan orang miskin itu mudah menjadi kafir, karena dia akan suka melakukan pelanggaran hingga lalai dengan agama," katanya.

Oleh karena itu, Muslim yang baik itu selalu mengembangkan potensi diri, banyak belajar, sering menambah wawasan dalam kajian/pengajian, mampu membaca peluang, dan cerdas, sehingga disukai surga, karena imannya kuat, tidak hasud/iri, tidak lemah/miskin, dermawan/belas kasih, dan selalu tergerak untuk melakukan kebaikan.

"Kemampuan berkembang dan kemauan terus belajar itu akan membangun sebuah bangunan yang hebat demi generasi berikutnya, kalau kita tidak berkembang dan bahkan ceroboh akan dapat menghapus kejayaan masa lalu. Meski tidak hebat, tapi kalau kita berkembang lebih baik terus akan membuat keluarga dan bangsa menjadi terangkat," katanya.

Satu lagi yang disukai surga, kata Gus Kautsar adalah menjaga mulut, karena orang yang paling banyak masuk neraka adalah karena omongan. 

"Nabi pernah menyatakan yang pertama hilang dari umatnya adalah bisa dipercaya. Itu karena 90 persen orang ngomong itu bisa disalahpahami sehingga bisa menjadi masalah, jadi harus dijaga," katanya.

Dalam sambutan pembuka, Wagub Jatim Emil Dardak menegaskan bahwa Ekonomi Syariah itu bukan sekadar bank syariah, menabung bebas riba, produk halal, pakaian muslim, hingga ekonomi pesantren, namun prinsip ekonomi yang rahmatan lil alamin, tidak spekulasi atau merugikan mitra, berkeadilan dan menyejahterakan.

"Ekonomi Syariah juga potensial, karena 97 persen dari 42 juta penduduk Jatim adalah Islam, ada 7.334 pesantren dengan 923.000 santri mukim, ada 97 perguruan tinggi yang memiliki prodi ekonomi keuangan dan manajemen syariah, 21 sentra produk halal, 12 pemeriksa produk halal, 347.000 penyelia halal, 17.775 pendamping halal, dan 66 lembaga pendamping produk halal, mari kita jadikan maju dan unggul," katanya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Tabligh Akbar FESyar Jawa 2025 Gus Kautsar Surabaya Masjid Al-Akbar Surabaya FESyar Jawa 2025 surga