KETIK, BATU – Pemkot Batu menyiapkan sejumlah rekomendasi hasil evaluasi pelaksanaan program Makan Gizi Gratis (MBG) usai adanya menu basi dan 12 pelajar mengalami gejala keracunan.
Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto menyampaikan sejumlah rekomendasi tersebut mulai dari penyusunan regulasi yang lebih jelas, memperkuat peran stakeholder dalam sosialisasi, hingga melibatkan media dalam mendukung penyebaran informasi kepada masyarakat.
“Sinergi bersama ini harus betul-betul dijalankan agar tidak menimbulkan masalah baru dalam proses MBG, terlebih perlindungan penerima yang notabene warga Kota Batu,” urainya, Kamis 2 Oktober 2025.
Menurut Heli, berdasarkan catatan evaluasi, masalah yang muncul di antaranya terkait verifikasi SPPG, penyusunan serta penerapan SOP pengiriman MBG, hingga peran petugas lapangan sebagai role model dalam implementasi program.
"Kemarin itu, mual dan sakit perut namun tidak diare, makanya kita lakukan pendalaman terlebih dulu. kajiannya perlu diketahui," urainya.
Sementara itu, Kordinator Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Kota Batu, Meita Syahrani Nurfida mengatakan kejadian menu MBG basi terjadi karena kesalahan management SPPG.
"Memang benar terkait permasalahan kemarin yang terjadi itu karena soal management SPPG yang bermasalah dan ini yang harus ditindak lanjuti ," urainya.
Terkait Menu MBG Basi beberapa waktu lalu, epidemiologi Dinas Kesehatan Kota Batu telah mengambil sampel yang disajikan saat itu. Yaitu nasi putih, ayam bumbu kecam, tahu goreng, pakcoy dan stroberi.
Sampel tersebut menemukan adanya food born intoctication, yaitu adanya toksin dengan jenis bakteri bacillus cereus atau stafhylococcus aureus.
"Gejala tersebut dinamakan dengan gastrointestinal, yang menyebabkan beberapa siswa mual dan muntah," tegas Meita.(*)