KETIK, SURABAYA – Siapa sangka, perpaduan rujak dengan es puter yang terdengar aneh justru berhasil memikat hati warga Surabaya. Ponadi penjual sederhana yang sejak 2006 setia menjajakan kuliner unik ini hingga kini menjadi kuliner langka dan dicari banyak orang.
Usaha es rujak es puter ini lahir dari perjalanan panjang dan semangat inovasi sederhana yang dipegang teguh oleh Ponadi. Perpaduan rasa manis, asam, dan segar dari bahan-bahan tradisional menjadi rahasia kelezatan minuman unik milik laki-laki berusia 50 tahun, meski kuliner modern terus bermunculan, kuliner langka milik Ponadi tetap diminati dan diburu oleh banyak orang hingga kini.
Ponadi dulunya adalah penjual buah. Namun ketika stok buah habis, ia sempat menganggur. Hingga suatu saat, seorang teman asal Klaten mengajarinya cara membuat es puter. Berawal dari berjualan keliling, Ponadi akhirnya mendapatkan ide untuk menjual es rujak setelah diajari temannya.
Ternyata, racikan tersebut mendapat sambutan baik dari pelanggan, bahkan sering dipesan untuk acara gereja hingga hajatan.
Segelas es rujak (kiri) dan es puter (kanan) yang tetap menjadi pilihan masyarakat di siang hari. (Foto: Fasya Pracilia P.T/Ketik)
Usaha ini mulai dirintis pada tahun 2006 dengan harga jual Rp5.000 per porsi. Seperti halnya pedagang lain, awal mula usahanya sepi pembeli. Namun dengan ketelatenan dan keuletan, perlahan pelanggan mulai berdatangan.
Hingga akhirnya ada food vlogger (seorang yang membuat video kuliner) yang mereview dagangan Ponadi dan membuat namanya semakin dikenal melalui media sosial. Dari mulut ke mulut, hingga viral di dunia maya itulah perjalanan unik yang membuatnya tetap bertahan.
Keunikan dari usaha ini adalah karena di Jawa Timur khususnya di daerah Surabaya, penjual es rujak sangat jarang ditemui. Hal inilah yang membuat dagangan Ponadi berbeda dengan penjual lainnya. “Jarang ada saingan,” ujarnya.
Untuk menu, Ponadi hanya menyediakan dua jenis, yakni es rujak dan es puter. Harganya bervariasi mulai dari Rp8.000, Rp10.000, hingga Rp12.000. Yang membedakan adalah pilihan bumbu rujak yang bisa disesuaikan dengan selera pelanggan, mulai dari manis, sedang, hingga super pedas.
Satu sendok bisa bikin kening berkeringat, tapi justru itulah sensasi yang dicari pelanggan. Kuliner khas ini berada di Jl. Dharmahusada, Kecamatan Gubeng, Surabaya, tepatnya di samping SMK Negeri 5 Surabaya.
Bahan utama yang digunakan untuk rujak adalah mangga muda, nanas, bengkuang, dan timun. Sementara untuk es puter, tersedia dua rasa yang bergantian setiap hari, yakni kelapa dan nangka.
Perpaduan buah segar dengan es puter inilah yang membuat hidangan terasa unik dan menyegarkan. Segarnya buah dan legitnya es puter berpadu dalam harmoni rasa yang jarang ditemukan di tempat lain.
Meski tidak aktif memanfaatkan media sosial, usaha ini justru banyak dikenal melalui promosi dari pelanggan. Banyak konsumen yang membagikan pengalamannya menikmati es rujak es puter melalui TikTok dan Instagram, sehingga secara tidak langsung membantu promosi usaha Ponadi.
Respons masyarakat pun beragam. Sebagian besar merasa cocok dengan rasanya yang unik, meskipun ada juga yang merasa aneh karena rujak dicampur es puter. Namun, setelah dicoba, mayoritas mengakui rasa segarnya sangat pas di lidah
“Aneh tapi enak,” begitu kata banyak pelanggan. Justru keanehan itulah yang membuat produk ini tidak pernah kehilangan daya tarik.
Ke depan, Ponadi berencana untuk melakukan inovasi dengan membuka outlet tetap, mirip konsep kopi gerobakan keliling, serta memperluas usaha ke wilayah Surabaya Barat
Harapannya sederhana, agar usahanya tetap lancar dan bisa semakin berkembang untuk dikenal masyarakat luas. (*)