KETIK, BLITAR – Langit Kota Blitar tampak bersih dan bersahabat pada Jumat pagi 17 Oktober 2025. Di halaman Kantor Wali Kota Blitar, deretan peserta upacara berdiri tegap dalam barisan, sementara bendera merah putih perlahan berkibar ke angkasa diiringi lagu Indonesia Raya.
Di tengah suasana khidmat itu, Wakil Wali Kota Blitar Elim Tyu Samba tampil sebagai inspektur upacara, memimpin jalannya peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur dengan penuh ketegasan dan ketulusan.
Upacara yang diikuti jajaran Forkopimda Kota Blitar, kepala OPD, camat, lurah, serta unsur TNI-Polri, berlangsung sederhana namun sarat makna. Tak sekadar seremoni tahunan, kegiatan ini menjadi momentum untuk merefleksikan perjalanan delapan dekade Jawa Timur sebagai salah satu provinsi penopang ekonomi terbesar di Indonesia.
Sebelum membacakan amanat Gubernur Jawa Timur, Elim mengajak seluruh peserta untuk mengheningkan cipta dan mendoakan korban musibah ambruknya gedung Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo. Seluruh peserta menundukkan kepala. Suasana mendadak hening sunyi yang berbicara banyak.
“Kita doakan bersama agar para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah Swt, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan. Peristiwa ini mengingatkan kita semua pentingnya mengedepankan keselamatan dalam setiap kegiatan pembangunan,” ujar Elim dengan nada penuh empati.
Hening itu bukan sekadar formalitas, melainkan cermin dari rasa persaudaraan dan solidaritas khas masyarakat Jawa Timur yang bahkan dalam duka, tetap memancarkan semangat kebersamaan.
Dalam amanat Gubernur Jawa Timur yang ia bacakan, Elim menyampaikan pesan kuat: Hari Jadi ke-80 bukanlah sekadar acara peringatan, melainkan ajakan untuk memperkuat gotong royong dan memperluas kolaborasi lintas sektor.
“Peringatan Hari Jadi ke-80 ini bukan sekadar seremonial, melainkan panggilan bagi kita semua untuk terus menjaga semangat gotong royong, memperkuat daya saing daerah, dan memastikan pembangunan yang inklusif serta berkeadilan bagi seluruh rakyat Jawa Timur,” tutur Elim membacakan pesan Gubernur.
Tema besar “Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh” disebut menggambarkan daya juang masyarakat Jawa Timur dalam menghadapi perubahan zaman—mulai dari krisis global hingga percepatan era digital.
Gubernur juga menegaskan pentingnya memperkuat ekonomi lokal berbasis potensi daerah, mengembangkan UMKM, serta memastikan pembangunan infrastruktur yang merata hingga pelosok desa.
“Kita ingin Jawa Timur menjadi provinsi yang tangguh terhadap disrupsi, namun tetap berakar pada nilai-nilai kearifan lokal,” demikian kutipan pesan Gubernur.
Di hadapan peserta upacara, Elim menegaskan bahwa semangat Hari Jadi Provinsi harus menjadi energi baru bagi Pemerintah Kota Blitar untuk terus berbenah dan berinovasi.
“Kota Blitar sebagai bagian dari Jawa Timur memiliki tanggung jawab moral untuk ikut mewujudkan daerah yang tangguh dan berdaya saing. Kami terus mendorong sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat agar kota ini semakin sejahtera, maju, dan berkarakter,” tegas Elim.
Ia juga menekankan bahwa pasca pandemi, semangat pelayanan publik dan inovasi harus menjadi pilar utama dalam percepatan pemulihan ekonomi daerah.
Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi, upacara diakhiri dengan penyerahan penghargaan simbolik kepada ASN dan tenaga kebersihan berprestasi. Tepuk tangan peserta upacara mengiringi momen sederhana itu sebuah pengingat bahwa kerja keras sering kali lahir dari mereka yang bekerja dalam diam.
Ketika upacara usai dan seluruh peserta berfoto bersama, sinar matahari kian meninggi. Kibaran bendera merah putih di halaman kantor wali kota seolah menyatu dengan semangat mereka yang berdiri di bawahnya.
Delapan puluh tahun perjalanan Jawa Timur bukan sekadar hitungan usia, melainkan catatan panjang tentang daya tahan, kerja keras, dan kebersamaan. Dan dari Kota Blitar kota kecil dengan sejarah besar semangat “Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh” kembali dinyalakan untuk menatap masa depan dengan optimisme.(*)