KETIK, PEKALONGAN – Persoalan sampah sekarang ini menjadi isu yang sangat santer di seluruh Indonesia. Bahkan sampai ada diksi "darurat sampah". Di setiap daerah di Indonesia melakukan upaya dalam menekan volume sampah yang terbuang ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA).
Hal yang sama terjadi juga di Kota Pekalongan. Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan berbagai macam upaya agar sampah yang terbuang ke TPA dapat menurun. Mulai dari gerakan pilah sampah sampai menggunakan pendekatan teknologi.
Upaya Pemerintah Kota Pekalongan melalui DLH dalam menekan volume sampah di TPA Degayu mulai menunjukkan hasil. Saat ini, volume sampah yang masuk ke TPA tercatat sekitar 70 ton per hari, turun dari sebelumnya yang mencapai lebih dari 100 ton per hari.
Kepala DLH Kota Pekalongan, Joko Purnomo, mengungkapkan bahwa, aktivitas pengangkutan dan pengelolaan sampah di Kota Pekalongan berjalan tanpa henti setiap hari.
“Teman-teman di bagian sampah itu tidak mengenal hari hujan, kering, atau libur. Dalam setahun, 365 hari mereka tetap bekerja. Tidak ada liburnya, kecuali kalau ada yang izin dan digantikan oleh petugas lain,” jelasnya, Kamis, 6 November 2025.
Menurutnya, meskipun terjadi penurunan volume sampah, persoalan pembuangan sampah liar masih menjadi tantangan. Beberapa warga masih belum sadar untuk membuang sampah di tempat yang semestinya.
"Masih ada sebagian masyarakat yang membuang sampah secara liar, dan itu sifatnya sementara. Kita terus berupaya melakukan edukasi,” ujarnya.
Lanjutnya, DLH bersama Satpol P3KP, Polres, dan Kodim 0710/Pekalongan kini bersinergi melakukan pengawasan di lapangan. Selain pengawasan, langkah yang ditempuh masih bersifat persuasif dengan memberikan edukasi dan pembinaan kepada warga yang kedapatan membuang sampah sembarangan.
“Untuk sementara belum ada tindakan tegas, hanya edukasi. Warga yang ketahuan membuang sampah liar diminta membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi lagi,"terang Joko.
Ia menyebut, data pelanggaran itu kita serahkan ke kelurahan supaya ikut membina warganya.
"Langkah kolaboratif ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menekan jumlah sampah yang berakhir di TPA Degayu," tukasnya. (*)
