KETIK, LUMAJANG – Kondisi curah hujan tinggi sekarang dan petani harus mengeluarkan biaya ekstra untuk tebang tebu, DPD APTRI Jatim berharap pabrik gula yang ada di Jatim juga mempertimbangkan nasib petani agar tetap bisa giling.
Ketua DPD APTRI Jatim Drs. H. Suigsan MM kepada media ini mengatakan, dalam usaha tebu dan pemenuhan gula nasional, pabrik gula yang ada hendaknya tetap mempertimbangkan kondisi yang dialami petani tebu ada saat ini.
"Intinya kami berharap agar buka giling bersama dengan petani dan tutup giling sampai tebu petani benar-benar sudah habis," kata H. Suigsan.
Jika pabrik gula tutup giling lebih awal karena alasan pasokan tebu kurang, maka petani akan semakin dirugikan, karena pabrik gula yang ada adalah harapan petani satu-satunya.
"Kendalanya memang banyak, kemarin juga ada kendala dengan penyerapan program Bongkar Ratoon dari Kementerian Pertanian tidak terserah secara maksimal. Harapan kami dari APTRI Jatim, dana Bongkar Ratoon yang tidak terserap tahun ini, bisa dikembalikan untuk pemberdayaan petani tebu untuk tahun berikutnya sebagai program Multi Years," kata H. Suigsan kemudian.
Yang lebih penting lagi bagi petani, pabrik gula dibawah PT. Sinergi Gula Nusantara (SGN) benar-benar ada keberpihakan kepada petani.
"Kalau bicara pendapatan menurun, pendapatan petani juga turun. Makanya ayo kita bersama-sama, petani dan pabrik gula sama-sama memahami kondisi ini. Karena masalah curah hujan ini memang menjadi kendala. Harapanya tahun depan, kondisi cuaca tidak seperti sekarang," harap H. Suigsan.
H. Suigsan yang juga Ketua DPD Partai Golkar Lumajang kepada media ini berharap, perhatian pemerintah dengan program Bongkar Ratoon dan program lainnya bisa semakin maksimal ditahun yang akan datang.
"Harapan saya pemerintah ada perhatian, demi kesejahteraan petani, juga demi swasembada gula nasional," urainya. (*)
