KETIK, LUMAJANG – Sejak siang kemarin medsos di Lumajang ramai dengan sebuah unggahan video seorang pria yang meminta Bupati Lumajang turun tangan terhadap kegiatan tambang di Dusun Sumber Langsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro Lumajang.
Seorang pria yang diduga merupakan warga setempat menyayangkan penambangan tersebut, karena sejak terjadinya erupsi Semeru pada tanggal 19 November lalu.
“Yang terhormat Bupati Lumajang, apakah begini tambang. Seharusnya melihat rakyatnya yang miskin kena musibah banjir, kok malah nambang sendiri. Rakyat tidak memikirkan urusan makan, sedangkan pengusahanya memikirkan urusan uang. Bupati Lumajang ini saudara-saudara kita di Sumberlangsep yang kena musibah, kenapa penambang-penambang seenaknya saja menambang tanpa memikirkan keselamatan rakyatnya,” demikian ungkap seorang pria yang kemudian diunggah dalam bentuk video dan viral di medsos.
Ungkapan pria ini disampaikan langsung di Sungai Sumberlangsep dan dibelakanganya tampak di alat berat sedang mengeruk pasir di kawasan yang baru saja menjadi kawasan banjir akibat erupsi Semeru beberapa waktu lalu.
Dalam video ini disebutkan bahwa pelaku penambangan adalah Kepala Desa Jugosari. Pernyataan ini juga diiyakan oleh sejumlah orang lainnya dalam unggahan video tersebut.
Terkait dengan video yang banyak beredar di medsos tersebut, Kades Jugosari, Mahmudi, membenarkan bahwa alat berat yang beroperasi di kawasan Sumberlangsep tersebut memang miliknya. Namun Mahmudi menyebut, yang dilakukannya bukan menambang pasir, namun membuat sudetan air, agar air mengalir. Sehingga ketika surut bisa digunakan untuk menyeberang oleh warga.
“Sudah beberapa hari ini saya memang menurunkan alat berat untuk membuat sudetan sungai. Karena jika material menumpuk tanpa adanya sudetan maka dikhawatiran banjir bandang akan naik ke pemukiman warga,” kata Mahmudi.
“Saya juga heran, ini alat berat saya turunkan untuk membuat jalur air agar mengalir. Sudetannya saya buat akan lebar agar air lancar. Karena saya Kepala Desa disini, jadi alat berat ini saya turunkan sendiri dengan biaya sendiri juga,” kata Mahmudi.
Itupun, masih kata Mahmudi, jika sore atau malam turun hujan hasil sudetan itu juga tertutup lagi dengan material banjir.
“Kadang pagi saya buat sudetan sampai siang, kalau sore turun hujan ya tertutup lagi sudetan itu. Besoknya saya buat lagi,” kata Mahmudi kemudian.
Sampai dengan berita ini kami turunkan belum ada pihak ketiga yang memberikan konfirmasi terkait peristiwa ini, apakah kegiatan itu murni penyudetan sungai atau ada unsur penambangan didalamnya.
