KETIK, BONDOWOSO – Kucuran dana berasal dari DBHCHT sebesar sekitar 2,4 milyar di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bondowoso dimanfaatkan secara optimal.
Anggaran yang diperoleh di Dinkes Bondowoso memang terbilang paling tinggi, setidaknya dibandingkan OPD yang lain yang juga mendapatkan DBHCHT.
Menurut Plt. Kepala Dinkes Bondowoso, dr. Moch Jasin, anggaran tersebut akan memaksimalkan pemanfaatan DBHCHT untuk sejumlah layanan.
Mulai meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sekaligus mempercepat penurunan angka stunting di daerah.
"Juga untuk penguatan Universal Health Coverage (UHC), pengadaan peralatan medis, hingga intervensi gizi anak," kata Jasin, Kamis, 18 September 2025.
"Kami arahkan untuk memperluas cakupan UHC agar warga yang belum terdaftar BPJS tetap bisa mengakses layanan kesehatan,” imbuhnya.
Selain itu, alokasi dana juga menyasar pengadaan alat kesehatan di Puskesmas. Misalnya, alat pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan asam urat.
Bahkan, Dinas Kesehatan juga mengalokasikan anggaran untuk melengkapi sarana laboratorium di Labkesda Bondowoso.
"Untuk menekan stunting, kami juga menganggarkan pembelian susu balita serta kegiatan pemantauan tumbuh kembang anak," papar Jasin.
Targetnya, dibeberkan lebih jauh, prevalensi stunting di Bondowoso dapat turun dari 11 persen menjadi 10 persen pada tahun depan.
“Dengan dukungan DBHCHT, kami ingin memastikan layanan kesehatan di Bondowoso lebih merata, terjangkau, dan menyentuh kebutuhan masyarakat,” pungkas Moch Jasin.(*)