KETIK, SAMPANG – Hidup dalam serba keterbatasan harus dijalani Suryati (45), seorang ibu asal Dusun Durbugen, Desa Larlar, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura.
Empat tahun terakhir, ia hanya mampu terbaring lemah di rumah reyot berdinding anyaman bambu yang bolong di sana-sini, ditemani suami dan anak semata wayang yang masih remaja.
Kondisi memprihatinkan kian terasa karena sang suami pun tidak lagi mampu bekerja akibat kesehatan yang menurun. Dalam kesehariannya, keluarga kecil ini hanya bergantung pada belas kasih tetangga yang bergantian memberikan bantuan sekadar untuk makan.
"Ibu ini sakit sudah sekitar empat tahun. Untuk berjalan tidak bisa, jadi lebih dari dua tahun terakhir hanya terbaring di tempat tidur," tutur Suhedeh, tetangga yang ikut merawat Suryati, Sabtu, 30 Agustus 2025.
Tak hanya suami, anak perempuan Suryati yang masih duduk di bangku SMP harus ikut menanggung beban berat. Sehari-hari, ia memasak, menyuapi, dan menjaga ibunya yang tak berdaya.
"Kadang yang masak Anaya, biasanya juga tetangga yang mengirim makanan secara bergantian," tambah Suhedeh.
Lebih memilukan, Suryati belum pernah tersentuh bantuan pemerintah. "Tidak pernah dapat bantuan apa pun. Kami juga tidak tahu harus mengadu ke mana," ujarnya.
Suhedeh menuturkan, Suryati pernah menjalani pengobatan tiga tahun lalu dengan biaya hingga Rp30 juta yang diperoleh dari hasil menjual tanah. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil. Sejak saat itu, keluarga ini berhenti berobat karena ketiadaan biaya.
"Semoga pemerintah bisa membantu. Saya hanya ingin Suryati sembuh dan bisa hidup layak," katanya dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Kepala Desa Larlar, Suharto, mengaku belum mengetahui kondisi warganya tersebut. Ia berjanji akan menelusuri kebenaran informasi ini dan memeriksa kemungkinan adanya program bantuan.
"Saya masih baru di sini. Akan saya konfirmasi dulu ke bawah terkait kondisi Bu Suryati," singkatnya.(*)
