KETIK, SURABAYA – Welldo Wnophringgo membuat lukisan berjudul Protect Your Mind yang mempunyai makna mendalam, yaitu menceritakan tentang agama sebagai pelindung bagi para pemeluknya. Lukisan dengan media cat minyak itu ia buat selama tujuh hari.
Pelukis nyentrik asal Bali itu melukis karakter hewan yang memakai alat pelindung seperti helm dan pakaian khusus.
"Seperti helm yang melindungi kepala. Namun, perlindungan itu kadang juga membatasi. Menurut saya, bukan agamanya yang membatasi, tetapi pola pikir terhadap agama itu sendiri," jelasnya, Selasa, 5 Agustus 2025.
Welldo adalah salah satu dari 15 pelukis yang tergabung dalam komunitas Surabaya Atpro atau Seniman Profesional Surabaya. Mereka menggelar pameran seni rupa bertajuk Dejavu.
Pameran tersebut berlangsung mulai tanggal 3 hingga 7 Agustus 2025 di Galeri Merah Putih, Kompleks Alun-alun Surabaya. Di dalam pameran itu menampilkan berbagai aliran lukisan yang berbeda-beda
Ketua Surabaya Artpro, Muit Arsa mengungkapkan, pameran Dejavu ini menjadi medium visualisasi perjalanan spiritual dan lintas waktu seniman dalam kanvas.
Pemilihan judul Dejavu, lanjut Muit Arsa merupakan representasi peristiwa yang seolah pernah terjadi sebelumnya. Bukan kebetulan, tetapi menyimpan makna batin yang menarik untuk digali.
"Pengalaman Dejavu ini dieksplorasi oleh para perupa menjadi karya yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi mengajak penikmat seni merenung lebih dalam," bebernya.
Muit Arsa sendiri ikut memamerkan karya yang berjudul Surabaya Sunset. Lukisannya berhasil memikat kolektor asal Surabaya.
Ia meluks Surabaya Sunset di atas kanvas berukuran 80 x 140 cm menggunakan media cat akrilik. Cerita di dalam lukisan bermakna sangat mendalam.
"Lukisannya menggambarkan perjuangan nelayan dalam perjalanan pulang selepas melaut. Ada obyek bangunan masjid, sebagai lambang spirit kerohanian, dan bentang jembatan Suramadu yang kokoh berdiri sebagai latar belakang panorama senja," terangnya.
Bagi warga Kota Pahlawan yang hendak melihat pameran dapat langsung ke lokasi. Pameran Dejavu tidak dipungut biaya alias gratis, bagi siapa saja yang ingin menikmati karya seni seniman Surabaya. (*)