CCFS dan Fisip UB Petakan Potensi Warisan Budaya di Singosari Kabupaten Malang

19 September 2025 20:20 19 Sep 2025 20:20

Thumbnail CCFS dan Fisip UB Petakan Potensi Warisan Budaya di Singosari Kabupaten Malang
Proses pemetaan potensi warisan budaya di Singosari. (Foto: Fisip UB)

KETIK, MALANG – Center for Culture and Frontier Studies (CCFS) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Brawijaya (UB) lakukan pemetaan terhadap potensi warisan budaya yang ada di Singosari, Kabupaten Malang.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan menggandeng Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Malang, serta Yayasan Singhasari Malang. Para pemuda dan pegiat seni budaya setempat pun turut dilibatkan pada kegiatan bertajuk 'Pengembangan Peta Digital Persebaran Warisan Budaya Berbasis Sains Khalayak.'

Ketua Pelaksanan, I Wayan Suyadnya menjelaskan Singosari memiliki banyak kekayaan budaya yang masih belum tersimpan dengan baik. Untuk itu dilakukan pendekatan yang melibatkan masyarakat langsung untuk melindungi warisan budaya.

“Singosari memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, namun banyak di antaranya belum terdokumentasi dengan baik. Melalui pendekatan citizen-science, kami ingin masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga produsen pengetahuan untuk melindungi dan mengembangkan warisan budaya mereka,” ujarnya, Junat, 19 September 2025.

Untuk mengetahu potensi warisan budaya, terlebih dahulu dilakukan identifikasi dan pemetaan situs warisan budaya di Desa Candirenggo dan Desa Toyomarto pada 6 September 2025 lalu. Barulah setelah itu dilakukan penulisan sarasi sejarah dan pemetaan digital pada 16 September 2025.

Setelah kedua hal tersebut dilakukan, tim berlanjut pada proses pembuatan peta digital interaktif. Di sana menampilkan objek wisata budaya, situs bersejarah, seni tradisional, hingga lokasi kegiatan budaya.

“Inisiatif ini adalah langkah strategis untuk memastikan warisan budaya Singosari tetap hidup, relevan, dan memberi manfaat ekologis, sosial, serta ekonomi bagi masyarakat,” lanjut Wayan.

Sementara itu, Baharuddin Azzar perwakilan dari Pusat Studi Budaya dan Laman Batas UB menjelaskan bahwa salah satu cara yang dapat digunakan untuk melestarikan budaya ialah dengan pemetaan digital. 

“Pemetaan digital memberi gambaran visual yang lengkap dan interaktif, sekaligus menjadi sarana promosi dan edukasi yang mudah diakses oleh masyarakat maupun wisatawan,” katanya.

Tombol Google News

Tags:

CCFS UB Fisip UB Universitas Brawijaya UB Singosari warisan budaya