KETIK, SITUBONDO – Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, menegaskan komitmennya dalam menerapkan model triple helix sebagai strategi utama untuk mendorong pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Situbondo.
Menurut Bupati Situbondo, pendekatan kolaboratif antara pemerintah, kampus, dan dunia usaha ini merupakan salah satu kunci untuk mengatasi tantangan ekonomi pembangunan, termasuk target penurunan angka kemiskinan Situbondo dari 11 persen menjadi 9 persen.
“Saya berpendapat, triple helix bukan sekadar kerangka teoritis, melainkan instrumen praktis yang dapat memanfaatkan sumber daya masing-masing pihak,” tegas Mas Rio, panggilan akrab Bupati Situbondo, Kamis 2 Oktober 2025.
Pemkab Situbondo, kata Mas Rio, menyediakan regulasi dan anggaran, kampus menghasilkan inovasi dan data berbasis riset, sementara dunia usaha membawa investasi dan implementasi lapangan.
“Peran pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo sebagai fasilitator utama dalam sinergi ini. Maka telah menyiapkan program Vorsa UMKM, yakni insentif bagi pelaku usaha kecil menengah (UMKM), seperti pembebasan bunga dan biaya administrasi perbankan, untuk mendorong keterlibatan dunia usaha. " jelasnya.
Mas Rio menginginkan pembangunan tidak hanya bergantung pada APBD. Namun, melalui triple helix, pemerintah bisa menggalang kemitraan yang lebih luas, sehingga program yang dikerjakan punya outcome yang jelas.
“Saya menyampaikan rasa syukur atas kemajuan kerjasama dengan kampus Unej ini,” kata Bupati Situbondo.
MoU dengan kampus FISIP Universitas Jember bagi Mas RIo seperti pulang ke rumah sendiri. Ilmu yang didapat, kini bisa dikembalikan untuk masyarakat Situbondo.
"Kolaborasi ini akan menghasilkan dampak nyata, bukan hanya dokumen," tegas Mas Rio. (*)