KETIK, SURABAYA – Perayaan Halloween identik dengan suasana seram dan menakutkan.
Orang-orang merayakannya dengan mengenakan berbagai kostum unik dan menyeramkan.
Salah satu hiasan yang selalu hadir saat Halloween adalah labu yang diukir. Namun, tahukah kamu makna di balik hiasan ini?
Dikutip dari Carnegie Museum of Natural History, labu ukir tersebut dikenal dengan nama Jack O’ Lantern.
Tradisi ini berawal dari cerita rakyat Irlandia tentang seorang pria licik bernama Stingy Jack.
Menurut legenda, Jack berhasil memperdaya iblis beberapa kali.
Namun, setelah meninggal, jiwanya ditolak baik di surga maupun di neraka. Akhirnya, Jack dikutuk untuk berkeliaran di bumi selamanya.
Iblis memberinya sebongkah bara api untuk menerangi jalannya, dan Jack menaruh bara itu ke dalam sayuran yang diukir menjadi lentera (awalnya lobak) yang kemudian disebut Jack of the Lantern atau Jack O’ Lantern.
Di Eropa, masyarakat meniru kisah tersebut dengan mengukir wajah menyeramkan pada lobak atau kentang.
Mereka meletakkannya di depan rumah untuk menakut-nakuti roh jahat yang diyakini berkeliaran di malam Halloween, termasuk roh Stingy Jack agar tidak masuk ke dalam rumah.
Tradisi ini kemudian dibawa ke Amerika oleh para imigran Irlandia dan Skotlandia pada abad ke-19.
Namun, mereka kesulitan menemukan lobak yang cukup besar, hingga akhirnya menggantinya dengan labu, yang jauh lebih melimpah, berukuran besar, dan mudah diukir.
Selain itu, Halloween dirayakan bertepatan dengan musim panen labu di Amerika Utara, sehingga labu menjadi simbol musim gugur.
Sejak saat itu, labu oranye berukir menjadi pengganti tetap lobak dan menjadi ikon utama perayaan Halloween.
Kini, Jack O’ Lantern tidak hanya berfungsi untuk menakuti roh jahat, tetapi juga melambangkan kemeriahan dan semangat musim gugur dalam perayaan Halloween modern.
