Bukan Cuma Wisata Alam, Yuk Intip 5 Cagar Budaya Keren di Kota Batu!

14 September 2025 13:01 14 Sep 2025 13:01

Thumbnail Bukan Cuma Wisata Alam, Yuk Intip 5 Cagar Budaya Keren di Kota Batu!
‎Gedung Balai Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. (Foto: Sholeh/Ketik) ‎

KETIK, BATU – Kota Batu tak hanya menawarkan pesona alam yang indah, tetapi juga menyimpan kekayaan sejarah yang menarik untuk dieksplorasi. Setidaknya ada lima situs bersejarah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya dan layak menjadi pilihan destinasi wisata edukasi Anda.

Kelima cagar budaya ini dilindungi dan dirawat sesuai ketentuan Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 1 Tahun 2014, yang diperkuat dengan Peraturan Wali Kota Batu Nomor 64 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Perda Cagar Budaya. Berikut adalah rangkuman dari kelima situs tersebut:

1. Makam Dinger

Foto ‎Makam Dinger di Desa Tulungrejo kecamatan Bumiaji Kota (Foto: Sholeh/Ketik)

‎‎Makam Dinger di Desa Tulungrejo kecamatan Bumiaji Kota (Foto: Sholeh/Ketik) ‎

Berada di tengah perkebunan apel di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Makam Dinger merupakan mausoleum peninggalan Belanda milik keluarga Dinger. Bangunan berarsitektur Eropa ini memiliki pahatan bertuliskan "Graf Familie Dinger" yang berarti makam keluarga Dinger. Di atas pintu masuk, terdapat tulisan "Anno 1917", yang menandai tahun pembangunan atau penguburan.

Makam ini adalah peristirahatan terakhir Jan Dinger, seorang administrator dan direktur Bank Excompto yang juga dikenal sebagai tuan tanah perkebunan. Jan Dinger lahir di Amsterdam pada 16 Agustus 1835 dan meninggal di Tulungrejo pada 2 Maret 1917. Di makam ini, turut dimakamkan istrinya, Elisabeth Malvine Ernestine van Polanen.

2. Vila Bima Sakti

Foto ‎Vila Bima Shakti di Taman Rekreasi Selecta Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. (Foto: Sholeh/Ketik)

‎‎Vila Bima Shakti di Taman Rekreasi Selecta Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. (Foto: Sholeh/Ketik) ‎

Vila Bima Sakti yang berlokasi di dalam Taman Rekreasi Selecta, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, memiliki nilai sejarah penting terkait kunjungan Presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Dibangun pada 1928, vila ini menjadi tempat favorit Bung Karno untuk menginap dan berlibur.

Sebuah catatan tertanggal 1 Maret 1955, yang ditinggalkan Bung Karno, mengungkapkan bahwa beberapa keputusan penting kenegaraan diambil saat beliau menginap di vila ini. Beliau juga berpesan agar Selecta dibangun secara bertahap dengan kemandirian sebagai kebanggaan nasional.

3. Gedung Balai Desa Tulungrejo

Foto ‎Gedung Balai Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. (Foto: Sholeh/Ketik)

‎‎Gedung Balai Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. (Foto: Sholeh/Ketik) ‎

Dibangun pada 1909, Gedung Balai Desa Tulungrejo di Jalan Raya Selecta merupakan bekas vila milik Profos, seorang pengusaha es krim kaya dari Jerman. Bangunan ini menjadi saksi bisu berbagai peristiwa sejarah, termasuk pembakaran pada era kemerdekaan yang menyebabkannya terbengkalai.

Pada 1943, bangunan ini dimanfaatkan sebagai sekolah rakyat sebelum akhirnya menjadi balai pertemuan Pemerintah Desa Tulungrejo. Meskipun telah berusia puluhan tahun, bangunan ini tetap terawat dengan baik.

4. Situs Petirtaan Jeding

Situs Punden Sumber Jeding adalah warisan purbakala berupa petirtaan punden berundak yang terkubur di bawah tanah selama ratusan tahun. Situs ini berlokasi di Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo.

Saat ini, sumber air alami yang tertampung dalam kolam persegi berukuran 7,8 x 7,8 meter ini telah dilindungi oleh Dinas Pariwisata Kota Batu. Bagian atas dinding bata kuno telah ditambahkan semen, dan di tengah kolam dipasang panggung beton. Situs ini berada di dalam kawasan objek wisata Bring Rahardjo.

5. Arca Ganesha

Arca Ganesha adalah peninggalan sejarah yang terletak di tengah persawahan di Dusun Klerek, Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo. Meskipun kondisinya masih sangat kokoh, terdapat perbedaan pendapat mengenai asal-usulnya. Sebagian masyarakat meyakini arca ini dibuat pada masa Kerajaan Singhasari, sementara sarjana sejarah lebih cenderung pada masa Kerajaan Majapahit.

Ganesha sebagai simbol ilmu pengetahuan dinilai lebih cocok menjadi lambang pada era intelektual Majapahit. Keberadaannya di area persawahan juga dipercaya sebagai upaya kerajaan untuk menyalurkan ilmu kepada masyarakat luas. (*)

Tombol Google News

Tags:

Kota Batu Cagar Budaya sejarah Makam Dinger Vila Bima Shakti Gedung Desa Tulungrejo Arca Ganesha Situs Petirtaan Jeding