KETIK, SURABAYA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menambah unit alat peringatan dini banjir lahar dingin di kawasan Gunung Semeru, Jawa Timur, sebagai upaya penguatan sistem peringatan dini risiko banjir lahar.
Dalam siaran pers yang diterima di Surabaya, Selasa, 16 September 2025, upaya ini merupakan sikap atas kejadian dan potensi banjir lahar dingin di wilayah Gunung Semeru sehingga diperlukan penguatan dari sisi identifikasi risiko dan jangkauan dampak bahaya yang diiringi kolaborasi lintas lembaga.
“Tentu dalam upaya kesiapsiagaan guna mengurangi risiko warga terdampak dan korban jiwa,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Saat ini, sistem peringatan dini untuk Gunung Semeru telah terpasang dari beberapa instansi seperti dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Penguatan perangkat peringatan dini ini, kata dia, didukung Pemerintah Swiss melalui Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC).
Sementara itu, dua macam alat yang dipasang yakni Automatic Rain Gauge (ARG) atau alat penakar hujan otomatis sebanyak empat unit dan Automatic Weather Station (AWS) atau stasiun cuaca otomatis sebanyak satu unit.
Sensor tersebut dilengkapi dengan panel surya dan sistem teletransmisi untuk melengkapi jaringan pemantauan yang telah ada.
Sensor ARG dipasang di Pos Pengamat Gunungapi (PGA) Gunung Sawur, Stasiun Ranu Kumbolo, Stasiun Besuk Bang, dan Stasiun Tawon Songo. Sementara sensor AWS dipasang di stasiun Argosuko.
Sistem baru ini akan melengkapi EWS yang sudah ada, mencakup pemantauan aliran dari hulu ke hilir, serta memperkuat kesiapsiagaan masyarakat di empat desa prioritas, yaitu Jugosari, Gondoruso, Pasrujambe, dan Kertosari.
Tak itu saja, pemasangan sensor ini hasil kerja sama dengan PVMBG, BMKG serta BPBD Kabupaten Lumajang.
“Dengan kerja sama lintas lembaga ini diharapkan sistem pemantauan dan peringatan dini terhadap potensi bencana lahar hujan di Gunung Api Semeru dapat berjalan lebih efektif, terkoordinasi, dan mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di wilayah sekitar,” tuturnya. (*)