KETIK, SURABAYA – Gunung Semeru yang terletak di Provinsi Jawa Timur telah mengalami erupsi sebanyak 2.449 kali selama tahun 2025 atau hingga saat ini.
Demikian data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebagaimana siaran pers disampaikan Badan Nasional Penanggulanga Bencana (BNPB) yang diterima di Surabaya, Selasa, 16 September 2025.
Gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut tersebut merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia.
Bahkan, hingga saat ini tingkat aktivitas gunung yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang tersebut ini berada di Level II (Waspada).
Berdasarkan kajian risiko, potensi bencana yang dapat timbul akibat erupsi Gunung Semeru bukan hanya guguran awan panas dan semburan abu vulkanik.
Gunung ini juga berpotensi tinggi akan risiko bahaya sekunder yaitu banjir lahar dingin terutama jika wilayah di sekitar Gunung Semeru memasuki masa musim hujan.
Tiga daerah aliran sungai (DAS) yang berpotensi tinggi terdampak aliran lahar dingin yaitu Sungai Besuk Kobokan di Kecamatan Pronojiwo, Sungai Besuk Lanang di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, dan Sungai Regoyo di Kecamatan Candipuro.
Masih dari data BNPB, pada 2024, banjir lahar dingin yang dipicu oleh intensitas hujan tinggi di wilayah Gunung Semeru menyebabkan meluapnya debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo, DAS Mujur dan DAS Glidik di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Kamis, 18 April pukul 19.30 WIB.
Banjir lahar dingin ini menyebabkan sembilan Kecamatan, yaitu Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Sumbersuko, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Padang, dan Kecamatan Tempeh terdampak akibat meluapnya tiga DAS tersebut.
Kejadian ini menyebabkan empat rumah warga, satu unit sepeda motor, 24 unit DAM irigasi dan 17 jembatan rusak berat, bahkan delapan jembatan di antaranya putus total akibat luapan lahar dingin yang meluap dari Daerah Aliran Sungai Regoyo, DAS Mujur dan DAS Glidik.
Akibat peristiwa tersebut, dua orang warga meninggal dunia terbawa arus lahar dingin di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. (*)