KETIK, MALANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang meluncurkan upaya pencegahan peredaran uang palsu di masyarakat. Sebagai langkah awal, lima pasar di wilayah kerja BI Malang ditetapkan menjadi pilot project penyebaran money detector (alat pendeteksi uang).
Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Siti Nurfalinda menjelaskan money detector termasuk dalam program kegiatan Cinta, Bangga, Peduli (CBP) rupiah. Money detector akan disebar ke pelaku usaha untuk lebih mudah memahami keaslian uang yang diterima.
"Terkait peredaran uang palsu, ada beberapa kegiatan yang kita upayakan untuk memberikan CBP ke pengusaha. Sudah kita mulai dengan money detector, kita fasilitasi ke pelaku usaha," ujarnya, Kamis, 9 Oktober 2025.
Saat ini terdapat lima pasar yang menjadi pilot project, salah satunya Pasar Besar Kota Malang. Selain itu money detector juga akan disebar di salah satu pasar di Kota Batu, Kabupaten Malang, Pasuruan, dan juga Probolinggo.
"Dengan money detector, pedagang bisa lebih paham lagi. Jumlah unit yang diberikan tergantung kebutuhan. Rencananya masih piloting, kita upayakan di 5 pasar yang besar ada CBP money detector. Pasarnya kami siapkan nanti," lanjut Linda.
Untuk mengawasi peredaran uang palsu di masyarakat, BI Malang telah berkoordinasi dengan kepolisian. Menurutnya peredaran uang palsu di wilayah kerja BI Malang tidak signifikan.
Selain itu, saat ini BI Malang tidak memberikan jaminan penukaran uang palsu. BI Malang hanya dapat melayani penukaran uang rusak.
"Uang palsu berarti kita gak bisa bilang itu uang rupiah, bukan uang asli. Jadi tidak bisa ditukarkan karena kami juga gak tahu apakah uang itu benar-benar karena korban atau dia sendiri yang punya," tegasnya. (*)