Bangkit dari Warteg Bangkrut, Karomah Jadi Andalan Mahasiswa UNESA

7 Oktober 2025 07:00 7 Okt 2025 07:00

Thumbnail Bangkit dari Warteg Bangkrut, Karomah Jadi Andalan Mahasiswa UNESA
Owner Swalayan Karomah, saat ditemui di depan toko. (Foto: Nazheef Thareq/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Di tengah hiruk pikuk kehidupan mahasiswa di sekitar kampus Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Lidah Wetan, nama Toko Karomah sudah tidak asing lagi. Berawal dari toko kelontong sederhana pada era 1980-an, toko ini berhasil bertransformasi menjadi swalayan andalan dengan tiga cabang di Surabaya Barat.

Jauh sebelum dikenal sebagai swalayan, cikal bakal Toko Karomah adalah sebuah warung makan atau warteg yang dikelola oleh sang nenek. Menurut Raihan Adz Dzikra (20), CEO Toko Karomah, usaha tersebut terpaksa gulung tikar karena sering merugi akibat rasa iba neneknya yang terlalu besar.

Melihat sang kakek harus berdagang keliling di usia senja, ibu dari Raihan akhirnya berinisiatif membuka toko kelontong kecil di rumah mereka. Dengan modal seadanya, toko pertama yang kemudian dinamai "Karomah" itu lahir pada sekitar tahun 1980-an.

Perjuangan di awal usaha tidaklah mudah. Raihan menceritakan bagaimana ibunya harus berkeliling ke seluruh penjuru Surabaya hanya untuk mendapatkan barang dagangan dengan harga termurah.

Kerja keras itu perlahan membuahkan hasil, ditandai dengan pembelian sebuah mobil pikap untuk memudahkan distribusi barang. Beberapa tahun kemudian, cabang kedua (Toko Karomah 2) dibuka di lokasi strategis yang lebih dekat dengan kampus UNESA.

Seperti banyak usaha lainnya, Karomah juga menghadapi tantangan berat saat pandemi COVID-19 melanda.

"Saat itu (pandemi COVID) sempat susah, Mas, rugi banyak," ujar Raihan, menggambarkan masa sulit yang sempat membuat pamor tokonya menurun.

Namun, berkat kegigihan, Karomah berhasil bangkit dan kini telah memiliki tiga cabang yang tersebar di Lidah Wetan dan Bangkingan. Harga yang terjangkau menjadi alasan utama mengapa toko ini menjadi favorit mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Uniknya, toko pertama yang berada di gang sempit kini beralih fungsi menjadi toko sekaligus gudang. Lokasinya yang sulit diakses kendaraan besar menjadi alasan utama dibukanya Karomah 2 yang lebih mudah dijangkau oleh pemasok.

Menatap masa depan, Raihan menyimpan visi besar untuk terus melanjutkan warisan keluarganya. Ia berharap jangkauan Karomah tidak hanya berhenti di Surabaya Barat, namun juga bisa berekspansi ke wilayah lain.

"Harapan kami, Karomah bisa membuka cabang di bagian Surabaya lain, terutama di dekat kampus, untuk terus membantu mahasiswa mendapatkan kebutuhan dengan harga yang terjangkau," tutupnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

swalayan Unesa Lidah Wetan murah usaha keluarga kisah inspiratif