KETIK, MALANG – Komunitas Marapaima (Mahasiswa Relawan Peduli Air Masyarakat dan Alam) bersama Yayasan Ecoton kembali menggelar aksi kampanye “Plastic Free July” di Kota Malang, pada hari Kamis, 24 Juli 2025.
Aksi yang berlangsung di perempatan Jalan Veteran, Kota Malang ini menjadi bagian dari rangkaian agenda MARAPAIMA yang menyoroti bahaya sampah plastik terhadap tubuh manusia.
Aksi ini menjadi yang ketiga dari rangkaian kampanye sebelumnya yang telah dilakukan di Gedung Grahadi Surabaya dan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas.
Tujuan utamanya adalah menyuarakan bahaya dari zat mikroplastik, terutama dari limbah plastik sekali pakai yang mencemari lingkungan dan berdampak langsung pada kesehatan manusia.
Menurut Ahmad Fayedh Mulyadi, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang juga sedang melakukan penelitian di Ecoton, mikroplastik bukan lagi sekadar masalah lingkungan, tapi sudah menjadi ancaman serius bagi tubuh manusia.
“Mikroplastik bisa masuk ke tubuh kita lewat makanan, minuman, pernapasan, bahkan melalui kulit. Sudah ditemukan mikroplastik di paru-paru, darah, sampai plasenta manusia. Ini sangat berbahaya karena bisa merusak organ dan kualitas DNA pada janin” ujar Ahmad Fayedh.
Data dari ECOTON menunjukkan bahwa Kota Malang menghasilkan sekitar 106 ton limbah plastik setiap harinya, namun penanganan pemerintah kota dinilai masih kurang maksimal.
Surat Edaran Wali Kota Malang No. 8/2021 belum didukung dengan sanksi atau insentif, sehingga penggunaan plastik sekali pakai di sektor UMKM dan kafe masih merajalela.
Aksi ini menyerukan tiga tuntutan utama, yaitu dengan mendesak Pemkot Malang untuk mengganti SE No. 8/2021 dengan regulasi pelarangan plastik sekali pakai, mendorong pelaku usaha untuk beralih ke sistem isi ulang, dan mengajak masyarakat menerapkan gaya hidup bebas plastik.
“Dengan diadakannya kampanye ini kami berharap pemerintah daerah dapat menggiring masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan terutama dampak dari pencemaran sampah plastik terhadap kesehatan masyarakat” ungkap Ahmad Fayedh saat wawancara.
Melalui aksi ini, Marapaima dan Ecoton mengajak semua pihak untuk sadar bahwa krisis mikroplastik adalah darurat kesehatan yang nyata dan harus ditangani dengan serius. (*)