KETIK, MALANG – Prof. Indah Prihatini, Guru Besar di bidang Nutrisi dan Makanan Ternak dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi sosok inspiratif di balik inovasi pupuk dan probiotik ramah lingkungan yang mampu menghilangkan residu kimia di lahan pertanian dan produk peternakan.
Inovasi hasil risetnya kini telah digunakan oleh petani dan peternak di berbagai daerah Indonesia, mulai dari Jawa hingga wilayah pelosok seperti Papua.
Perempuan berusia 59 tahun ini merupakan lulusan Sarjana Peternakan dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Sejak lama, ia dikenal sebagai akademisi yang aktif dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan penelitian terapan di bidang pertanian dan peternakan.
Ia memulai penelitiannya sejak 2001 dan berhasil meluncurkan produk pertamanya pada 2007.
Produk-produk yang ia kembangkan antara lain pupuk organik cair, pupuk hayati, pembenah tanah, serta probiotik untuk hewan ternak dan ikan.
Salah satu keunggulan produknya adalah kemampuannya dalam menurunkan kandungan residu bahan kimia berbahaya yang terdapat pada tanah, susu, telur, hingga hasil panen seperti padi, apel, dan salak.
“Awalnya saya fokus pada ternak. Tapi setelah hasilnya bagus, saya coba terapkan juga ke tanah dan tanaman. Ternyata tidak hanya bisa membersihkan residu, tapi juga menyuburkan tanah dan meningkatkan kualitas panen,” ungkap Prof. Indah.
Inovasinya sudah diterapkan di berbagai daerah seperti Malang Raya, Bojonegoro, Bondowoso, Sambas di Kalimantan Barat, hingga Merauke dan Jayapura di Papua. Salah satu produk yang paling digemari petani adalah pupuk organik cair yang dipercaya mampu membuat nasi terasa lebih manis dan buah apel menjadi lebih segar.
Tak hanya berkutat di laboratorium, Prof. Indah juga dikenal sebagai sosok yang gemar turun langsung ke lapangan. Ia aktif mendampingi petani dan peternak melalui pelatihan serta pendampingan intensif.
Bersama Bank Indonesia dan berbagai lembaga pemerintah, ia telah terlibat dalam program pemberdayaan petani di lebih dari 15 provinsi.
“Saya memang orang lapangan. Selama masyarakat membutuhkan ilmu dan teknologi ini, saya akan hadir, asalkan ada yang memfasilitasi,” ujarnya dengan semangat.
Kontribusi Prof. Indah tidak hanya meningkatkan hasil panen dan pendapatan petani, tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan terhadap pupuk serta pestisida kimia yang bisa merusak lingkungan.
Saat ini, ia masih terus melakukan pengembangan teknologi, salah satunya adalah riset pembuatan pupuk berbasis nano yang diyakini dapat meningkatkan penyerapan nutrisi oleh tanaman secara lebih efisien. Ia juga gencar mendorong agar hasil-hasil riset ini bisa diproduksi secara massal dan masuk ke jalur industri, sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih luas oleh masyarakat Indonesia. (*)