ARTSUBS 2025: Rayakan Keragaman Materi dalam Seni Rupa Kontemporer Surabaya

7 Agustus 2025 19:10 7 Agt 2025 19:10

Thumbnail ARTSUBS 2025: Rayakan Keragaman Materi dalam Seni Rupa Kontemporer Surabaya
Tampilan salah satu karya seni yang berada di ARTSUBS bernama "Menunggu Masa Setelah Masa" karya seniman Dias Prabu (Foto: Adinda Sabrina/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Di tengah derasnya arus digitalisasi dan ledakan produksi material dalam kehidupan modern, pameran seni rupa kontemporer ARTSUBS 2025 hadir sebagai ruang refleksi yang kuat dan segar dan menandai langkah penting dalam ekosistem seni rupa kontemporer Indonesia, sekaligus membawa Surabaya lebih dekat ke peta seni internasional dengan keberagaman seniman, media, serta pendekatan kuratorial yang matang.

Sebagaimana edisi pertamanya tahun lalu, ARTSUBS 2025 tetap mengusung format hybrid yang menggabungkan atmosfer artists fair yang dinamis dengan kedalaman kurasi ala biennale. Dua kurator terkemuka, Nirwan Dewanto dan Asmudjo J. Irianto, kembali memegang kendali artistik pameran ini di bawah kepemimpinan Rambat sebagai Direktur Utama.

 

Foto Suasana pameran dengan beberapa tampilan karya seni ARTSUBS yang ramai pengunjung  pada 7 Agustus 2025 (Dok.Adinda Sabrina)Suasana pameran dengan beberapa tampilan karya seni ARTSUBS yang ramai pengunjung pada 7 Agustus 2025 (Foto: Adinda Sabrina/ Ketik)

 

Dibuka sejak 2 Agustus hingga 7 September 2025 di Balai Pemuda Surabaya, ARTSUBS yang mengusung tema “Material Ways”, ingin memperlihatkan bahwa material bukan sekadar alat, tetapi juga bahasa ekspresi dalam seni rupa kontemporer. Para seniman mengeksplorasi medium seperti plastik, kaca, limbah, video, bahkan teknologi augmented reality dan kecerdasan buatan (AI) sebagai bagian dari karya seni mereka.

Heti Palestina Yunani, selaku Media Relations ARTSUBS, menjelaskan bahwa tema ini dipilih untuk menyoroti keragaman material dalam praktik seni saat ini. “Barang atau benda yang semula tidak dianggap seni, kini bisa menjadi karya seni. Misalnya, debu-debu bisa dijadikan medium ekspresi. Eksplorasi material ini adalah kekuatan seni rupa kontemporer,” jelas Heti.

 

Foto Potret depan gedung pameran seni ARTSUBS 2023 di petang hari (Dok.Adinda Sabrina)Potret depan gedung pameran seni ARTSUBS 2023 di petang hari (Foto: Adinda Sabrina/ Ketik)

 

Ia juga menegaskan pentingnya ARTSUBS dalam mengangkat posisi Surabaya sebagai kota seni rupa. “Harapannya, Surabaya bisa menjadi kota yang layak menjadi tuan rumah pameran seni rupa berskala besar, bahkan internasional. Sebelum ada ARTSUBS, Surabaya belum bisa disebut sebagai kota seni rupa karena belum memiliki museum seni yang memadai maupun pameran reguler seperti biennale,” imbuhnya.

ARTSUBS tidak hanya menjadi ruang apresiasi seni, tapi juga ruang refleksi terhadap zaman. Dalam dunia pasca-industri yang dipenuhi limbah dan produk massal, para seniman lewat pameran ini mengajak publik berpikir ulang tentang nilai dan bentuk dari sebuah ‘karya’.

Ilham Maulana, salah satu pengunjung pameran yang juga pernah mengikuti ARTSUBS edisi pertama, menyambut baik gelaran tahun ini. “Kalau tahun lalu lebih banyak memperkenalkan mimpi dan cara berpikir seniman, tahun ini lebih konkret. Kita bisa melihat bagaimana bahan-bahan yang tidak biasa bisa diolah jadi karya luar biasa. Ini membuat saya pribadi lebih menghargai proses dan keberanian eksplorasi para seniman,” ujarnya.

Pameran ARTSUBS 2025 juga menjadi ruang dialog antara karya konvensional dan teknologi. Di tengah era digital yang serba instan, kehadiran karya seni yang berangkat dari sentuhan tangan manusia, ketidaksempurnaan, dan emosi justru menjadi hal yang dirindukan. (*)

Tombol Google News

Tags:

BalaiPemuda ARTSUBS 2025 pameran seni Surabaya Balai Pemuda