Apel Gelar Pasukan BPBD, Langkah Pemkab Tulungagung Sigap Penanggulangan Bencana

7 Oktober 2025 19:40 7 Okt 2025 19:40

Thumbnail Apel Gelar Pasukan BPBD, Langkah Pemkab Tulungagung Sigap Penanggulangan Bencana
Bupati Tulungagung Gatut Sunu dan Wakil bupati Tulungagung Ahmad Baharudin melihat kesiapan pasukan BPBD di halaman kantor Pemkab. (Foto: Humas Pemkab Tulungagung)

KETIK, TULUNGAGUNG – Beberapa desa di wilayah Kecamatan Sumbergempol belum lama ini dilanda bencana angin puting beliung yang menyebabkan kerusakan pada ratusan rumah warga. 

Terkait dengan bencana tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung bergegas meningkatkan kewaspadaan menjelang datangnya musim penghujan.

Hal ini diungkapkan Bupati Tulungagung, Gatot Sunu Wibowo, saat memimpin Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025–2026, yang diselenggarakan di halaman Pemkab Tulungagung Selasa, 7 Oktober 2025.

Apel diihadiri oleh Kapolres Tulungagung AKBP Muhammad Taat Resdi, Kasdim 0807 Tulungagung Mayor Arh Untung Wiyono, Wakil Bupati Ahmad Baharudin, Sekretaris Daerah Tri Hariadi, jajaran Forkopimda, seluruh kepala OPD, serta unsur TNI–Polri.

Usai apel, dilakukan pengecekan terhadap kesiapan sarana dan prasarana penanganan bencana.

Apel kesiapsiagaan ini menjadi langkah nyata Pemkab Tulungagung dalam memperkuat sinergitas lintas sektor guna menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan meningkat pada akhir 2025 hingga awal 2026.

Bupati Gatot Sunu dalam sambutannya menekankan pentingnya kesiapsiagaan seluruh elemen dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, serta angin kencang dan puting beliung yang kerap terjadi saat musim hujan.

“Indonesia, termasuk Tulungagung, memiliki risiko tinggi terhadap bencana hidrometeorologi. Perubahan iklim global telah meningkatkan frekuensi dan intensitas hujan ekstrem. Karena itu, kesiapan semua unsur sangat dibutuhkan,” kata Bupati.

Berdasarkan data dari BPBD Tulungagung, hingga Oktober 2025 telah terjadi 7 kejadian banjir, 7 tanah longsor, dan 16 peristiwa angin kencang dan puting beliung. Data ini menjadi peringatan penting bagi semua pihak untuk memperkuat mitigasi dan sistem kesiapsiagaan bencana.

“Genangan air sering muncul saat hujan lebat, terutama di wilayah perkotaan. Dalam jangka pendek, perbaikan sistem drainase harus menjadi fokus bersama,” tegasnya.

Lanjut Bupati Gatut Sunu menyampaikan lima imbauan strategis kepada jajaran pemerintah daerah, instansi vertikal, hingga masyarakat luas sebagai langkah antisipatif menghadapi musim hujan:

Pantauan secara aktif informasi cuaca dan peringatan dini dari BMKG dan BNPB, menyiapkan sarana dan prasarana pendukung penanganan bencana, melakukan mitigasi risiko untuk meminimalkan dampak bencana, menyiagakan personel dari unsur Pemda, TNI–Polri, Basarnas, relawan, dan masyarakat, serta meningkatkan edukasi dan sosialisasi publik mengenai langkah-langkah menghadapi bencana.

“Semoga Allah Swt selalu menjaga daerah kita tetap aman, dijauhkan dari segala bencana, serta memberikan kekuatan kepada kita semua untuk selalu siap dan sigap menghadapi setiap keadaan,” himbau Bupati. 

Senada dengan Bupati, Kepala BPBD Kabupaten Tulungagung, Robinson P. Nadeak, mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pendataan, tercatat sebanyak 497 rumah terdampak di enam desa yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Sumbergempol, Boyolangu, dan Pakel. Rumah-rumah warga mengalami kerusakan ringan, terutama pada bagian atap.

“Berdasarkan laporan dari Pusdalops BPBD, bencana angin kencang melanda enam desa di tiga kecamatan. Mayoritas kerusakan berupa genteng beterbangan dan lembaran asbes yang terlepas akibat sapuan angin,” tandasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

#bpbdtulungagung Bencana Bupati #wakilbupati