KETIK, SLEMAN – Pemerintah Kabupaten Sleman bersiap menghadapi lonjakan mobilitas masyarakat dan wisatawan menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Bupati Sleman, Harda Kiswaya, mengeluarkan tujuh arahan strategis, menekankan pada pengamanan berlapis di tempat ibadah dan peningkatan kesiapsiagaan kesehatan. Mengingat adanya tren kenaikan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di wilayahnya sepanjang tahun 2025.
Bupati Harda, Selasa 16 Desember 2025, menegaskan bahwa seluruh perangkat daerah harus menjamin keamanan, kelancaran, dan kenyamanan melalui respons cepat dan koordinasi lintas sektoral yang kuat.
Pengamanan Ibadah
Sleman memiliki 107 gereja, dengan 12 di antaranya dikategorikan sebagai gereja besar yang diperkirakan menampung lebih dari 1.000 jemaat per ibadah. Mengingat sejumlah gereja menyelenggarakan ibadah berulang, Bupati Harda memerintahkan pengamanan berlapis.
"Pengamanan harus dilaksanakan secara berlapis dan berkesinambungan guna menjamin seluruh rangkaian ibadah berjalan aman dan khidmat," tegas Bupati Harda Kiswaya.
Dalam kerangka Operasi Lilin 2025, sinergi diperkuat antara Polresta Sleman, TNI, dan unsur relawan. Selain itu, penertiban ketertiban umum menjadi prioritas, dengan Satpol PP diinstruksikan meningkatkan patroli, khususnya terhadap fenomena parkir liar dan penyalahgunaan ruang publik di pusat-pusat keramaian.
Jalur Prambanan Diantisipasi
Di sektor transportasi, Dinas Perhubungan diinstruksikan mendukung penuh rekayasa lalu lintas, terutama pada titik rawan kemacetan di jalan utama seperti Jalan Solo, Jalan Wates, Jalan Magelang, dan sepanjang Ring Road.
Pemerintah Kabupaten Sleman menyoroti perlunya optimasi koordinasi lintas wilayah, terutama karena akses Exit Tol Tamanmartani belum dibuka. Hal ini berarti, arus kendaraan dari arah timur akan diarahkan melalui jalur Prambanan, yang menuntut kesiapsiagaan personel dan sarana prasarana pengaturan lalu lintas yang optimal.
Kesehatan dan Bencana
Aspek kesehatan menjadi perhatian serius. Data menunjukkan kasus ISPA di Sleman sepanjang 2025 mengalami tren peningkatan signifikan.
"Tingginya mobilitas penduduk saat Nataru berpotensi meningkatkan risiko penyebaran influenza, terutama pada kelompok rentan. Ini harus menjadi perhatian bersama," ujar Harda.
Dinas Kesehatan ditugaskan memastikan seluruh Puskesmas Rawat Inap siaga 24 jam, lengkap dengan ambulans. Kesiapan layanan kedaruratan ibu hamil menjadi prioritas, dengan Tim Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) diaktifkan penuh di Puskesmas Rawat Inap, serta berkoordinasi dengan Rumah Sakit Rujukan (PONEK).
Sementara itu, BPBD Sleman diinstruksikan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Risiko genangan, pohon tumbang, dan longsor di jalur wisata dan perbukitan harus diantisipasi dengan sistem informasi dan peringatan dini yang cepat diakses masyarakat.
Imbauan Pariwisata
Bupati Sleman juga menghimbau pengelola destinasi wisata, hotel, dan pusat perbelanjaan untuk mengatur manajemen kunjungan, parkir, dan arus kendaraan dengan cermat, sekaligus menerapkan standar keselamatan dan pelayanan prima.
Di akhir arahannya, Harda Kiswaya meminta masyarakat dan wisatawan untuk merencanakan perjalanan dengan baik, mematuhi arahan petugas, serta mengutamakan keselamatan. Ia secara spesifik menghimbau agar menghindari perayaan malam tahun baru yang berlebihan dan berpotensi menimbulkan gangguan keamanan. (*)
