Angka Gizi Buruk Masih Tinggi, Rencana Membangun Tugu Rp1,3 Miliar Jombang Dinilai Tak Urgent

12 Juli 2025 12:42 12 Jul 2025 12:42

Thumbnail Angka Gizi Buruk Masih Tinggi, Rencana Membangun Tugu Rp1,3 Miliar Jombang Dinilai Tak Urgent
Site plan tugu Jombang. (Foto: dok PUPR Jombang)

KETIK, JOMBANG – Rencana Pemerintah Kabupaten Jombang membangun Tugu Jombang senilai Rp1,3 miliar menuai kritik tajam dari aktivis dan pemerhati anggaran publik. Di tengah masih tingginya angka stunting yang mencapai 3.633 kasus, kebijakan itu dinilai tidak memiliki urgensi dan mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat.

Direktur Lingkar Indonesia untuk Keadilan (LInK), Aan Anshori, secara terbuka menyindir arah kebijakan pemerintahan Bupati Jombang Warsubi dan Wakil Bupati Salmanudin Yazid. 

Ia mempertanyakan logika pembangunan tugu megah di tengah kondisi gizi buruk yang menimpa ribuan balita.

"Kepemimpinan Warsubi-Salman (WarSa) ini sepertinya agak laen; semakin ke sana, kok semakin ke sini. Apa urgensi mengeluarkan Rp1,3 miliar hanya untuk membangun tugu yang hampir tidak memiliki kemanfaatan publik selain memamerkan rasa kesombongan secara fisik," tegas Aan, Sabtu, 12 Juli 2025.

Menurut Aan, dalam situasi darurat gizi seperti saat ini, prioritas seharusnya diarahkan pada intervensi langsung kepada balita penderita stunting. Data Dinas Kesehatan mencatat, dari total 3.633 kasus stunting di Jombang, sebanyak 1.788 merupakan kasus lama dan 1.845 kasus baru.

"Tugas utama WarSa adalah menyejahterakan seluruh warganya. Tidak boleh ada satu pun warga Jombang yang kurus kurang gizi. Semuanya harus sehat, gemoy dan gagah sebagaimana postur WarSa sendiri," sindir Aan.

Aan menegaskan bahwa pembangunan Tugu Jombang bukanlah proyek strategis nasional yang mendesak, sehingga secara moral maupun sosial, pelaksanaannya patut ditinjau ulang. Ia bahkan menyebutnya sebagai tindakan "dzalim" jika tetap dipaksakan dalam situasi krisis kesehatan seperti sekarang.

"Tundalah dulu tugu itu. Saya mendukung WarSa untuk melakukan refocusing anggaran demi menambah makanan bergizi bagi balita stunting, misalnya membeli telur dan daging. Itu jauh lebih bermartabat dan terhormat dibanding membangun tugu," tambahnya.

Sejauh ini, Pemkab Jombang belum memberikan penjelasan resmi terkait urgensi pembangunan tugu tersebut maupun upaya konkret pengentasan stunting yang masih tinggi di berbagai kecamatan.

Kritik Tajam di Tengah Ketimpangan Prioritas

Rencana pembangunan Tugu Jombang semula diproyeksikan menjadi simbol identitas daerah. Namun, kritik dari berbagai kalangan menilai proyek ini lebih mengedepankan citra visual ketimbang menjawab kebutuhan rakyat.

Sorotan serupa juga datang dari warga net di media sosial yang menilai anggaran miliaran rupiah untuk tugu sebagai bentuk pemborosan dan tidak sensitif terhadap kondisi rakyat kecil. (*)

Tombol Google News

Tags:

pemkab Jombang Tugu Jombang Stunting Jombang Gizi Buruk