Ahmad Rusdi, Tokoh Pramuka asal Pekalongan Raih Penghargaan Internasional dari Presiden Singapura

14 November 2025 09:45 14 Nov 2025 09:45

Thumbnail Ahmad Rusdi, Tokoh Pramuka asal Pekalongan Raih Penghargaan Internasional dari Presiden Singapura
Ahmad Rusdi (dua dari kiri), diplomat yang juga aktivis Pramuka di Indonesia, usai menerima penghargaan dari Presiden Singapura, Tharman Shanmugaratnam (dua dari kanan) dan didampingi Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo (tengah). (Foto: Istimewa/Kwarnas Pramuka)

KETIK, JAKARTA – Presiden Singapura, Tharman Shanmugaratnam, menganugerahkan International Service Award kepada tokoh kepramukaan Indonesia, Ahmad Rusdi, di Istana Kepresidenan Singapura, Kamis, 13 November 2025. Putra daerah asal Pekalongan itu dinilai berkontribusi besar dalam mempererat hubungan kepramukaan antara Indonesia dan Singapura.

Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo, turut hadir dalam prosesi penganugerahan. Usai menerima penghargaan, Rusdi menyampaikan bahwa apresiasi tersebut sejatinya ditujukan kepada seluruh anggota Gerakan Pramuka di Tanah Air.

“Penghargaan ini milik Gerakan Pramuka Indonesia. Saya mengajak kakak-kakak pramuka untuk terus mengabdi, karena pengabdian tidak memiliki batas dan bisa dilakukan di mana saja. Semoga apresiasi dari Presiden Singapura ini memotivasi adik-adik pramuka untuk aktif di forum internasional,” ujarnya.

Selain Rusdi, penghargaan serupa diberikan kepada Ketua The Scout Association (Inggris), Ketua Persatuan Pengakap Malaysia, dan Penasehat Organisasi Pramuka Nasional Thailand. Keempat nama tersebut diusulkan oleh The Singapore Scout Association kepada Presiden Tharman selaku Chief Scout of Singapore.

The Singapore Scout Association menilai Rusdi telah memainkan peran sentral dalam memajukan kepramukaan di kawasan Asia Pasifik dan dunia.

Rusdi pernah menjabat Ketua Komite Pramuka Asia Pasifik, anggota Komite Kepanduan Sedunia, Ketua Asia Pasifik Scout Foundation, dan kini duduk sebagai anggota Dewan World Scout Foundation yang dipimpin Raja Swedia, Carl XVI Gustaf.
Bulan lalu, ia terpilih sebagai Ketua Himpunan Pandu Wreda (Hipprada) dan Ketua Asia Pasifik Scout and Guide Friendship periode 2025–2028.

Pernah Dapat Penghargaan dari Sultan Brunei

Atas kiprahnya dalam memajukan kepramukaan global, Rusdi telah menerima berbagai penghargaan dari kepala negara dan pemerintahan, termasuk dari Sultan Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah; Perdana Menteri Malaysia; Wakil Presiden Filipina; Presiden Taiwan, serta pimpinan organisasi pramuka Thailand dan Korea Selatan.

Kecintaan Rusdi pada dunia kepanduan bermula sejak ia menjadi pramuka siaga hingga penegak di Pekalongan. Aktivitas itu berlanjut saat ia menempuh studi di Universitas Padjadjaran, Bandung.

Ketika berkarier sebagai diplomat di Kementerian Luar Negeri, ia terus membina pramuka, termasuk saat bertugas di KBRI Islamabad. Sebagai Duta Besar Indonesia untuk Yunani, Rusdi sempat mendampingi Kontingen Pramuka Indonesia pada Jambore Dunia di Swedia tahun 2011. Saat menjabat Duta Besar Indonesia untuk Thailand, ia terpilih menjadi Ketua Komite Pramuka Asia Pasifik dan Wakil Ketua Kwarnas Bidang Kerja Sama Internasional.

Diplomat Senior dan Pejabat Protokol Negara

Rusdi dikenal sebagai pejabat protokol yang telah melayani enam Presiden RI, mulai dari Presiden Soeharto hingga Joko Widodo. Atas pengabdiannya selama 17 tahun, ia meraih Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Ia pernah menjabat Kepala Protokol Presiden, Kepala Rumah Tangga Presiden, serta Dirjen Protokol dan Konsuler yang sekaligus menjabat Kepala Protokol Negara.

Ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan program Revitalisasi Gerakan Pramuka, Rusdi berperan memfasilitasi Kwartir Nasional agar memperoleh dukungan pemerintah dan DPR. Pada periode itu, lahir Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, dan Kwarnas mulai menerima hibah APBN bernilai puluhan miliar rupiah setiap tahun.

Seruan untuk Pramuka Indonesia: Aktif di Forum Internasional

Rusdi menyebut keterlibatannya di berbagai organisasi pramuka internasional bertujuan menyuarakan aspirasi dan mempromosikan Gerakan Pramuka Indonesia.
Ia mendorong para pembina, pelatih, dan andalan mengikuti pelatihan serta kegiatan di luar negeri agar wawasan mereka semakin luas.

“Banyak praktik baik kepramukaan dari berbagai negara yang bisa diterapkan di Indonesia. Karena itu, jangan hanya jago kandang. Walaupun Indonesia memiliki sekitar 25 juta anggota pramuka, jumlah yang aktif menjadi pengurus di tingkat internasional masih sangat sedikit,” katanya.

Ia menilai keterbatasan partisipasi pramuka Indonesia di luar negeri sering terjadi karena alasan efisiensi anggaran di tingkat Kwarnas.

Rusdi meminta seluruh unsur Gerakan Pramuka untuk mengimplementasikan slogan Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia (WOSM), “Ready for Life” atau “Siap untuk Hidup”, yang menekankan relevansi keterampilan pramuka di era digital.

Bulan lalu, Rusdi melatih puluhan pramuka penegak dan pandega dari berbagai Kwarda di Jawa dan Bali. Ia menekankan pentingnya empat kemampuan utama bagi generasi muda: critical thinking, creativity, communication dan collaboration.

Menurutnya, pramuka masa kini harus dibina agar memiliki kesadaran sebagai warga dunia (global citizenship), terutama menghadapi tantangan besar seperti perubahan iklim dan meningkatnya bencana hidrometeorologi.

“Gerakan Pramuka harus menyiapkan adik-adik agar berwawasan global, mampu beradaptasi, dan tangguh menghadapi krisis iklim dan persoalan global lainnya,” tegasnya.

Tombol Google News

Tags:

Pramuka Ahmad Rusdi Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam International Service Award tokoh kepramukaan Indonesia