Yayasan Sabilillah Malang Kunjungi Pesantren Nurul Jadid Paiton, Belajar Pengelolaan Bahasa Mandarin

3 Agustus 2025 09:01 3 Agt 2025 09:01

Thumbnail Yayasan Sabilillah Malang Kunjungi Pesantren Nurul Jadid Paiton, Belajar Pengelolaan Bahasa Mandarin
Pengurus Yayasan Sabilillah Malang kunjungan belajar Bahasa Mandarin di Ponpes Nurul Jadid, Paiton, 2 Agustus 2025. (Foto: Ponirin Mika/Ketik)

KETIK, PROBOLINGGO – Sepuluh pengurus Yayasan Sabilillah Malang melakukan kunjungan studi ke Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, pada Sabtu (2/8/2025). Mereka mempelajari strategi pengembangan bahasa Mandarin yang diterapkan di pesantren tersebut.

Koordinator rombongan, Prof. Ibrahim Bafadal menyampaikan kekagumannya terhadap keberhasilan Pesantren Nurul Jadid dalam membina santri hingga mampu menguasai bahasa Mandarin secara mendalam.

“Banyak orang kagum terhadap Nurul Jadid karena berhasil mencetak alumni yang mahir berbahasa Mandarin dan diakui di tingkat internasional,” ujarnya di sela-sela kunjungan.

Ia menyebutkan salah satu alumni berprestasi, Novi Basuki, yang menempuh pendidikan dari jenjang S1 hingga doktoral di Tiongkok adalah bukti konkret keberhasilan program bahasa Mandarin di pesantren tersebut.

Rombongan juga dibuat terkesan karena Pesantren Nurul Jadid mampu menyelenggarakan ujian HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi) level 4 secara mandiri. Ujian ini merupakan standar kemampuan bahasa Mandarin yang diakui secara internasional.

Kepala Bidang Kurikulum SMA Nurul Jadid, Sugiono menjelaskan bahwa pengembangan bahasa Mandarin di lembaga tersebut telah dimulai sejak tahun 2004.

“Saat itu, kami mempertimbangkan beberapa bahasa asing seperti Jerman, Jepang, dan Mandarin. Akhirnya, kami fokus mengembangkan bahasa Mandarin karena potensinya yang besar,” jelas Sugiono.

Ia menambahkan bahwa salah satu guru pertama yang mengajar Mandarin di SMA Nurul Jadid belajar secara otodidak sebelum akhirnya mendapatkan kesempatan belajar langsung di Tiongkok.

Hingga saat ini, alumni Nurul Jadid telah banyak melanjutkan pendidikan tinggi di berbagai universitas di Tiongkok, menempuh berbagai jurusan dari sains hingga ilmu sosial. Beberapa di antaranya bahkan menerima beasiswa penuh dari pemerintah Tiongkok.

Kunjungan selama dua jam tersebut dimanfaatkan Yayasan Sabilillah untuk berdiskusi langsung terkait kurikulum, metode pembelajaran, hingga pengelolaan sumber daya pengajar bahasa Mandarin yang terbukti efektif diterapkan di Pesantren Nurul Jadid. (*)

Tombol Google News

Tags:

Nurul Jadid mandarin probolinggo