KETIK, SURABAYA – Cuaca ekstrem diprakirakan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur mulai 19 hingga 21 Agustus 2025. Kepastian ini dikonfirmasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo mengeluarkan peringatan dini terkait prospek cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan, mengatakan analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya indikasi kuat potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, yang dapat disertai petir dan angin kencang. Bahkan, kata dia, hujan es juga berpotensi terjadi pada periode tersebut.
“Atmosfer saat ini dalam kondisi labil dengan tingkat konvektivitas yang besar. Hal ini diperkuat dengan adanya gangguan gelombang atmosfer low frequency dan Madden-Julian Oscillation (MJO), sehingga memicu peningkatan potensi pertumbuhan awan konvektif di sejumlah wilayah Jawa Timur,” kata Taufiq di Sidoarjo, Selasa, 19 Agustus 2025.
Taufiq menjelaskan, berdasarkan hasil pemantauan, angin gradien di wilayah Jawa Timur dominan bertiup dari arah timur dengan pola steady.
Nilai Outgoing Longwave Radiation (OLR) di Jawa Timur cenderung bernilai negatif, yang menandakan kondisi mendukung terjadinya hujan. Selain itu, kelembaban udara di lapisan bawah hingga lapisan atas menunjukkan kondisi cukup lembab.
Sementara itu, hasil analisis suhu muka laut (SST) di perairan Jawa Timur berkisar antara -1,0°C hingga 1,5°C. Kondisi ini menandakan adanya aktivitas penguapan yang signifikan, khususnya di perairan utara Jawa Timur dan Selat Madura.
“Dengan kondisi ini, cuaca secara umum di Jawa Timur pada 19-21 Agustus 2025 diprakirakan berawan dengan potensi hujan ringan hingga sedang yang bisa disertai petir,” ujarnya.
Adapun wilayah yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem, pada 19 Agustus 2025 meliputi Bangkalan, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Kota Surabaya, Lamongan, Lumajang, Malang, Pamekasan, Probolinggo, Sampang, Sumenep, Tuban, Magetan, Ngawi, dan Pacitan.
Kemudian pada 20 Agustus 2025, wilayah yang berpotensi terdampak meluas hingga meliputi Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Surabaya, Lamongan, Madiun, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Sidoarjo, Situbondo, Trenggalek, Tuban, Magetan, Ngawi, Pacitan, dan Ponorogo.
Sedangkan, pada 21 Agustus 2025, potensi hujan diprakirakan terkonsentrasi di wilayah Magetan dan Ngawi.
BMKG juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca dalam dua hingga tiga hari ke depan, mengingat dampaknya dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, maupun pohon tumbang.
Selain itu, Taufiq juga mengingatkan masyarakat untuk dapat memanfaatkan momentum musim hujan singkat di musim kemarau ini dengan memanen air hujan.
“Langkah ini penting sebagai upaya menjaga ketersediaan air bersih di tengah kondisi musim kemarau,” katanya.
BMKG Juanda akan terus memantau perkembangan dinamika atmosfer dan secara berkala menyampaikan informasi terkini melalui kanal resmi agar masyarakat dapat melakukan langkah antisipasi lebih dini. (*)