Warisan Ekologis Studio Ghibli, Ponyo Cerita Paling Lembut tentang Laut dan Alam

6 Desember 2025 00:15 6 Des 2025 00:15

Thumbnail Warisan Ekologis Studio Ghibli, Ponyo Cerita Paling Lembut tentang Laut dan Alam
Salah satu adegan dari film Ponyo (2008) besutan Studio Ghibli yang menampilkan hubungan akrab Sosuke dan Ponyo dengan kehidupan laut. (Foto: IMDb)

KETIK, SURABAYA – Studio Ghibli sejak lama dikenal mengangkat relasi manusia dan alam sebagai pilar utama cerita mereka. Melalui Ponyo (2008), tema itu kembali ditegaskan dengan cara yang lebih lembut dan ramah anak, tanpa meninggalkan kritik terhadap polusi laut dan ketidakseimbangan ekosistem.

Di antara deretan film Ghibli yang kental dengan pesan ekologi, Ponyo menjadi salah satu yang paling cerah dan bersahabat. Namun di balik warna-warninya, film ini tetap menyuarakan kekhawatiran Hayao Miyazaki soal kerusakan alam yang ditandai dengan tema yang konsisten muncul dalam karya-karya studio tersebut.

Meski hadir sebagai film keluarga, Ponyo mempertegas identitas Ghibli sebagai studio animasi yang menempatkan isu lingkungan sebagai fondasi cerita. Tema itu telah berlangsung sejak era Nausicaä hingga Princess Mononoke dan terus berulang dalam berbagai karya mereka.

Film animasi Nausicaä of the Valley of the Wind adalah film tertua dari Miyazaki yang juga menginspirasi ia untuk menciptakan Studio Ghibli. Film ini menceritakan tentang krisis ekologi dan regenerasi hutan. Dirilis di Jepang pada 11 Maret 1948, film ini sering dikaitkan sebagai awal dari terdirinya Studio Ghibli.

Selain Nausicaä of the Valley of the Wind, Studio Ghibli hadir dengan konsisten membawakan tema ekologi, seperti: Princess Mononoke yang menceritakan konflik destruktif manusia melawan alam, My Neighbor Totoro yang membahas kedekatan anak dengan lanskap pedesaan, hingga Spirited Away yang menceritakan polusi (Spirit busuk), eksploitasi sumber daya.

Meski membahas tentang krisis ekologi, Ponyo membungkus krisis tersebut dengan cara yang lembut. Ponyo memang merupakan film yang ringan tetapi tetap bicara tentang pencemaran laut, ketidakseimbangan ekosistem, hubungan manusia yang saling bergantung dengan alam.

Hal-hal tersebut disampaikan dengan cara yang polos dan penuh warna melalui sudut pandang anak: Sosuke dan Ponyo, bukan melalui konflik yang besar dan rumit. Ini juga yang membuat Ponyo menyampaikan pesan ekologi yang terasa natural, bukan terkesan menggurui.

Walaupun sudah 40 tahun sejak berdirinya Studio Ghibli, film-filmnya tetap menarik perhatian generasi baru dan terus naik di platform streaming. Tema-tema universal seperti hubungan manusia dengan alam, pelestarian lingkungan, dan harmoni dengan alam membuat kisahnya tetap relevan lintas zaman.

Ditambah lagi, animasi khas Ghibli yang sebagian besar digambar tangan dan mengutamakan detail natural serta gerakan halus memberi kesan hidup dan emosional, berbeda dengan animasi komputer modern. Kombinasi tema mendalam dan gaya visual organik itulah yang menjaga daya tarik Ghibli hingga kini. (*)

Tombol Google News

Tags:

Ponyo Studio Ghibli Hayao Miyazaki Sosuke Ponyo Film Animasi Jepang