KETIK, BATU – Pemerintah Kota Batu bergerak cepat merespons insiden kecelakaan di Jalur Klemuk, Kelurahan Songgokerto, yang terjadi pada Minggu, 28 Desember 2025. Wali Kota Batu Nurochman memastikan akan menutup sementara akses dari arah Pujon hingga Januari 2026 guna mencegah jatuhnya korban jiwa lebih lanjut.
Hal ini diungkapkan Cak Nur, sapaan akrab Wali Kota Batu, usai meninjau jalur rawan tersebut, Senin, 29 Desember 2025. Peninjauan dan evaluasi dilakukan bersama Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto, jajaran perangkat daerah, serta Forkopimda.
Wali Kota Batu Cak Nur, mengatakan peninjauan dilakukan sebagai respons atas berulangnya kecelakaan di Jalur Klemuk. Ia menegaskan Pemkot Batu melibatkan sejumlah instansi terkait untuk menyiapkan langkah penanganan jangka pendek hingga jangka panjang.
“Hari ini kami turun lengkap bersama Kapolres, Kepala Dinas PUPR, Kepala Dinas Perhubungan, dan jajaran terkait untuk memastikan langkah penanganan, termasuk kemungkinan perubahan kontur jalan agar lebih aman,” ujarnya.
Sebagai langkah awal, Pemkot Batu akan melakukan penutupan akses Jalan Rajekwesi dari arah Pujon selama momentum Natal dan Tahun Baru. Penutupan tersebut bersifat sementara dan hanya kendaraan roda dua yang boleh melintas dari arah bawah.
“Untuk sementara, akses dari arah Pujon akan kami tutup. Tidak ada kendaraan yang boleh masuk dari arah tersebut. Akses hanya dibuka dari bawah dan khusus untuk kendaraan roda dua,” kata Cak Nur.
Cak Nur menambahkan penutupan jalur akan dilengkapi dengan pemasangan rambu-rambu dan imbauan di sejumlah titik strategis, khususnya di akses terdekat dari arah Pujon. Ia juga memberi arahan untuk Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) agar menginformasikan kebijakan ini melalui platform digital.
“Kami juga akan berkomunikasi dengan pihak Google Maps agar sementara waktu Jalan Rajekwesi tidak dijadikan jalur alternatif. Banyak pengguna luar kota yang mengandalkan navigasi tanpa mengetahui kondisi kontur jalan yang berbahaya,” jelasnya.
Menurutnya, kebijakan penutupan jalur tersebut direncanakan berlangsung hingga Januari 2026 dan akan dipublikasikan secara luas kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah juga melibatkan unsur kewilayahan untuk memetakan aspirasi dan potensi risiko di lingkungan sekitar.
Untuk penanganan jangka pendek lainnya, Pemkot Batu akan menambah material pasir dan sekam pada lajur darurat guna meningkatkan daya cengkeram kendaraan. Langkah serupa juga akan diterapkan pada jalur penyelamat di sisi kanan jalan.
“Dalam waktu satu hingga dua hari ke depan, kami akan menambah pasir dan sekam di lajur darurat agar lebih lentur dan aman. Jalur penyelamat di sisi kanan juga akan segera diaktifkan dan dirapikan,” ucapnya.
Sementara untuk jangka panjang, Nurochman menyebut Pemkot Batu tengah menyiapkan kajian teknis terkait perubahan desain jalur, termasuk opsi pembuatan terasering atau jalur dengan lengkungan baru guna mengurangi tingkat kemiringan jalan.
“Untuk jangka panjang, kami akan melakukan kajian pembuatan jalur baru agar turunan tidak terlalu tajam. Karena wilayah ini masuk kawasan kehutanan, kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur,” katanya.
Kajian tersebut ditargetkan mulai dilakukan pada 2026 dan diharapkan menghasilkan rekomendasi teknis yang dapat segera ditindaklanjuti.
Cak Nur juga mengimbau masyarakat untuk sementara waktu menghindari Jalan Rajekwesi atau Jalur Klemuk demi keselamatan bersama.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak melintasi Jalan Rajekwesi atau Jalur Klemuk sementara waktu, demi keamanan kita semua,” pungkasnya.(*)
