Wakil Rektor I UIN Malang Siapkan Reformasi Pendidikan, Waktunya Bangun Intelectual Engagement Mahasiswa

28 Agustus 2025 20:15 28 Agt 2025 20:15

Thumbnail Wakil Rektor I UIN Malang Siapkan Reformasi Pendidikan, Waktunya Bangun Intelectual Engagement Mahasiswa
Wakil Rektor I UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, H Basri menjelaskan diperlukan reformasi dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi. (Foto: Lutfia/Ketik)

KETIK, MALANG – Wakil Rektor I UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, H Basri mulai mempersiapkan reformasi pendidikan di kampus. Menurutnya, pendidikan di perguruan tinggi harus beralih dari paper based teaching menuju model yang mengedepankan intelectual engagement mahasiswa untuk berpikir kritis.

Selama ini, sistem pendidikan lebih menonjolkan pada penugasan dalam bentuk makalah yang justru kurang efektif dalam membangun kemampuan berfikir kritis. Terlebih studi S1 merupakan masa transisi mahasiswa dari pikiran normatif saat berada di jenjang sekolah menengah.

"Sebenarnya sistem pembelajaran kita harus direformasi. Selama ini kita selalu paper based oriented, mahasiswa menulis paper dan dosen tidak melakukan apa-apa. Padahal mahasiswa harus dikenalkan dengan critical thinking," ujarnya, Kamis 28 Agustus 2025.

Mantan aktivis PMII Komisariat Sunan Ampel itu ingin mengimplementasikan value free education atau pendidikan bebas nilai yang ada di Amerika Serikat. Mahasiswa tidak lagi dikungkung oleh dogma yang membatasi cara berpikir mereka.

Alih-alih memberikan tugas berbentuk makalah, mahasiswa justru diajak untuk mendiskusikan beberapa buku untuk memperluas wawasan. Melalui membaca, mahasiswa dituntut untuk eksplorasi dan mengkritisi apa yang ada di dalamnya.

"Jadi tugasnya bukan membuat makalah karena anak S1 levelnya belum sampai pada research. Mereka tugasnya mereview buku yang relevan dengan mata kuliah yang diajarkan. Ada kuis di pertengahan sehingga anak-anak betul ditanya dan diuji," sebutnya.

Untuk merealisasikan rencana tersebut, Basri akan mengumpulkan jajaran Wakil Dekan I dari seluruh fakultas yang ada. Pergerakan akan dimulai secara perlahan untuk memastikan kesanggupan dalam mengubah mindset terhadap sistem pembelajaran di UIN Malang.

"Betul-betul sistem pembelajarannya pada intellectual engagement, ada theoretical enrichment, pengayaan secara intelektual dengan cara membaca. Mulai bergerak pelan-pelan untuk mengubah mindset. Tidak ada aturan yang pasti polanya seperti apa, apalagi sekarang sudah Outcome Based Education (OBE)," tegasnya.

Melalui reformasi dalam metode pembelajaran, ia yakin dapat menghasilkan mahasiswa yang kompeten di bidang masing-masing, bukan sekadar perolehan IPK sempurna. Menurutnya penugasan dengan pembuatan makalah hanya sebuah jalan pintas menuju pendidikan pragmatis.

"Ini kalau bagi saya, upaya menjembatani antara pragmatisme tadi dengan betul-betul kita ingin membimbing mereka. Mereka belajar membaca dan paham," lanjut lulusan S3 Middle East Studies University of Arkansas.

Tak hanya melalui buku, pengembangan berpikir kritis mahasiswa dapat diasah dengan pembelajaran jurnal-jurnal ilmiah bereputasi. Selama ini UIN Malang memfasilitasi mahasiswa dengan akses jurnal bereputasi, khususnya jurnal internasional.

Untuk itu Basri juga berpesan agar para dosen turut serta dalam membangun intelectual engagement mahasiswa. Dosen tidak boleh lepas tangan dan ambil jalan pintas dalam proses belajar-mengajar. Interaksi dua arah antara dosen dan mahasiswa harus terjalin agar muncul proses dialektika dalam pembelajaran.

"Tantangan yang paling mendasar bagi saya adalah kemauan dosen untuk berkompromi dengan pola itu. Dosennya juga harus mau belajar. Semangat ini yang menurut saya perlu diperbaiki," pungkasnya.

Tombol Google News

Tags:

H Basri Wakil Rektor UIN Malang UIN Malang UIN Maulana Malik Ibrahim Reformasi Pendidikan Intelectual Engagement Mahasiswa