KETIK, SITUBONDO – Pemerintah Kabupaten Situbondo menjadikan Baluran Cross Aquathlon Situbondo 2025, bukan sekadar ajang olahraga lintas alam, namun untuk membuka pintu sport tourism sekaligus menggerakkan ekonomi warga Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Minggu 21 Desember 2025.
Ajang Baluran Cross Aquathlon yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Situbondo dan Federasi Triathlon Indonesia (FTI) Jawa Timur yang berlangsung di tepi Pantai Bilik Sijile kawasan hutan konsevasi Taman Nasional Baluran sebelah barat ini selama dua hari dari tanggal 20 hingga 21 Desember 2025.
Keterangan yang disampaikan Wakil Bupati Situbondo, Ulfiyah menjelaskan bahwa Kawasan Taman Baluran bagian barat dipilih sebagai Ajang Baluran Cross Aquathlon bukan tanpa alasan. Selama ini, Taman Nasional Baluran yang dikenal oleh wisatawan berada di sisi timur takni Savana Bekol hingga Pantai Bama. Padahal, sisi barat Taman Nasional Baluran menyimpan sejuta pesona alam yang belum tergarap.
“Di sisi barat Taman Nasional Baluran terdapat pesona alam yang sangat luar biasa. Seperti Pantai Bilik, Pantai Sijile, Pantai Kakapa, Pantai Lempuyang, Pantai Merak, Rumput Emas, dan Bantu Hitam Kegiatan ini memiliki dua sasaran yakni, mendorong sport tourism dan menyiapkan Taman Nasional Baluran bagian Barat sebagai venue triathlon dan cross triathlon yang layak menggelar kejuaraan dari level regional hingga internasional,” kata Mbak Ulfi, panggilan akrab Wakil Bupati Situbondo.
Keberadaan Taman Nasional Baluran bagian barat ini, sambung Mbak Ulfi harus memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. “Potensi alam Taman Nasional Baluran bagian Barat sering luput dari publikasi atau promosi. Padahal, di kawasan ini panorama alam bawah lautnya sangat mempesona. Seperti, gugusan terumbu karangnya juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang hobinya menyelam,” kata Mbak Ulfi.
Tak hanya itu yang disampaikan Wabup Situbondo, namun dia juga menjelaskan bahwa, pesona alam di kawasan ini juga terdapat padang savana yang bisa ditelusuri menggunakan mobil Jeef. “Di Pantai Bilik telah dilengkapi camping ground, glamping, hingga area campervan. Pada malam hari, di Dusun Merak, wisatawan juga bisa menyaksikan panorama milky way, bahkan fenomena sosial ribuan sapi berbaris di tepi pantai,” pungkas Mbak Ulfi.
Sementara itu, Ketua KONI Situbondo, Armand Van Kempen, menilai bahwa ajang Baluran Cross Aquathlon ini sebagai momentum strategis pengembangan olahraga prestasi berbasis alam. “Ini bukan sekadar lomba. Ini proses jangka panjang menjadikan Situbondo destinasi sport tourism dan venue triathlon yang kompetitif,” kata Armand.
Karakter alam Taman Nasional Baluran bagian Barat ini, sambung Armand, sangat ideal untuk cross triathlon dan cabang olahraga berbasis alam lain. “Keterlibatan federasi nasional dalam ajang ini menandakan Situbondo mulai diperhitungkan secara teknis. Ketika olahraga, pariwisata, dan partisipasi masyarakat berjalan beriringan, maka perekonomian lokal bisa dipastikan akan ikut bergerak,” tegasnya.
Dilain pihak, Ketua Federasi Triathlon Indonesia (FTI) Jawa Timur, Anastasia Kirana mengatakan, dari 145 pendaftar, sebanyak 136 atlet masuk starting list. Mereka datang dari berbagai wilayah di Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Kalimantan Timur. “Target kami mempromosikan Pantai Sijile yang panoramanya indah dan relatif aman untuk olahraga ini,” kata Anastasia.
Lebih lanjut, Anastasia menjelaskan, Pantai Sijile representatif untuk cabang aquathlon. Karena jalur lari steril, arus laut landai, dan lintasan yang mendukung keselamatan. “Ajang cross aquathlon ini pertama di Indonesia karena segmen larinya tidak menggunakan aspal, melainkan lintasan alam,” tuturnya.
Di luar kompetisi, kata Anastasia, federasi juga menyiapkan agenda pembinaan atlet usia dini. Anak-anak usia 9 hingga 10 tahun diproyeksikan menjadi bagian dari pembibitan jangka panjang. “Empat tahun lagi mereka akan berusia 14 hingga 15 tahun, usia ideal menuju Youth Olympic Games 2030,” pungkas Anastasia. (*)
