KETIK, JAKARTA – Terpilihnya Wali Kota New York, Zohran Mamdani, memicu gelombang kontroversi di Amerika Serikat. Presiden Donald Trump secara terbuka mengecam hasil pemilihan tersebut.
Trump menuding Mamdani sebagai seorang komunis, dan menyebut kemenangan itu sebagai bukti bahwa Partai Demokrat ingin mengubah Amerika menjadi Kuba atau Venezuela.
“Partai mereka menempatkan seorang komunis sebagai wali kota kota terbesar di negara ini,” kata Trump dalam pidatonya di America Business Forum Miami yang disiarkan melalui kanal YouTube @WhiteHouse
Ia juga memperingatkan bahwa kebijakan Partai Demokrat dapat menyeret Amerika Serikat ke arah tirani komunis seraya membandingkan situasi tersebut dengan kondisi di Kuba dan Venezuela.
Trump, yang sebelumnya secara terbuka menyatakan dukungan kepada mantan Gubernur New York Andrew Cuomo, menyebut kekalahan Cuomo sebagai tanda “menurunnya akal sehat dalam politik Amerika”.
Ia turut menyindir kepemimpinan mantan Wali Kota Bill de Blasio yang ia sebut “mungkin wali kota terburuk dalam sejarah,” serta menyinggung Universitas Harvard karena mengambil orang-orang yang gagal memimpin untuk mengajar pemerintahan.
Trump juga menegaskan bahwa hasil pemilu di New York menjadi garis pembeda antara komunisme dan akal sehat.
"Kita membela hukum, ketertiban, dan keadilan. Mereka menempatkan Amerika terakhir, sementara kita menempatkan Amerika di depan,” ujarnya.
Dalam pemilihan yang berlangsung ketat, Zohran Mamdani meraih 49,6 persen suara, mengungguli Andrew Cuomo dengan 41,6 persen, dan Curtis Silwa dengan 7,9 persen.
Mamdani, yang sebelumnya juga mengalahkan Cuomo dalam pemilihan internal, kini tercatat sebagai salah satu wali kota termuda yang terpilih dalam sejarah modern New York. (*)
