Tokoh Pengelola Masjid Bahas Strategi di Era Disrupsi pada IIBF 2025

27 September 2025 08:00 27 Sep 2025 08:00

Thumbnail Tokoh Pengelola Masjid Bahas Strategi di Era Disrupsi pada IIBF 2025
Sekretaris Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) H Helmy M Noor menjelaskan langkah masjid dalam pengembangannnya, Jumat, 26 September 2025. (Foto: Humas MAS)

KETIK, SURABAYA – Sejumlah tokoh pengelola masjid besar di Indonesia membahas tantangan sekaligus strategi pengembangan masjid di era disrupsi. Diskusi tersebut berlangsung dalam podcast dan dialog di booth Masjid Raya Sheikh Zayed Solo pada ajang Indonesia International Book Fair (IIBF) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jumat, 26 September 2025. 

Hadir dalam kesempatan itu, antara lain Sekretaris Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) H. Helmy M Noor, Farid F. Saenong PhD (Masjid Istiqlal Jakarta), Dr. Noor Achmad MA (Masjid Agung Jawa Tengah), Drs. Abdurrahman Shoheh (Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari Jakarta), Munajat PhD (Masjid Raya Sheikh Zayed Solo), serta Dr. Ir. Hj. Dewi Sartika MSi (Masjid Raya Al Jabbar Jawa Barat).

Dalam pemaparannya, Helmy menegaskan bahwa masjid harus adaptif terhadap perubahan zaman agar tetap relevan di tengah masyarakat.

“Era disrupsi ditandai dengan digitalisasi, perubahan gaya hidup, dan tantangan global pascapandemi. Karena itu, masjid perlu hadir dengan ide kreatif dan inovatif,” ujarnya.

Menurut Helmy, ada beberapa tantangan utama yang dihadapi pengelola masjid, antara lain digitalisasi dakwah, pengelolaan keuangan yang transparan, kebutuhan jamaah lintas generasi, serta persaingan dengan pusat hiburan. “Dalam digitalisasi dakwah, masjid harus bisa bersaing dengan konten di media sosial, tapi tetap menjaga otoritas keilmuan,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya akuntabilitas pengelolaan dana umat. Jamaah kini menuntut transparansi infaq, sehingga masjid perlu memanfaatkan teknologi finansial seperti QRIS, crowdfunding, dan layanan fintech lainnya.

Sebagai contoh, Masjid Al Akbar Surabaya mengembangkan program untuk menjangkau jamaah lintas generasi, seperti Majelis Subuh GenZi, Al Akbar Ngaji Soccer, hingga penyediaan fasilitas ramah difabel dan lansia. Selain itu, MAS juga menginisiasi taman edukasi, Al Akbar Sports Center, serta Al Akbar Tourism Center untuk menjawab kebutuhan gaya hidup modern.

“Strategi lain yang kami terapkan adalah digitalisasi layanan melalui live streaming kajian, penyediaan ruang multiguna, serta kolaborasi dengan berbagai komunitas,” tambah Helmy.

Ia menutup paparannya dengan menyampaikan rencana jangka panjang MAS. “Ke depan, kami menyiapkan program 25 tahun berupa literasi Islam digital, green masjid, urban farming, hingga wisata religi terpadu berbasis teknologi,” pungkasnya. (*) 

Tombol Google News

Tags:

Masjid Agung Surabaya MAS Masjid di Surabaya Masjid Surabaya